Page 191 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 191

170  —  ORIENTALISME DIGUNAKAN


              Snouck memang pergi ke Solo sebagai bagian tur studi ulang-alik antara
          Batavia, Priangan, dan Ponorogo sejak pertengahan Juli 1889 hingga awal
          Februari 1891. Pada akhir tahap ini dalam kariernya dia akan menolak peluang
          untuk kembali menduduki kursi guru besar di Leiden dan memulai negosiasi
          untuk  jabatan  seumur  hidup  sebagai  “Penasihat  untuk  Urusan  Pribumi
          dan Arab”. Ini mestinya tidak mengejutkan. Snouck sudah lama menyukai
          pekerjaan yang memberinya kesempatan untuk menyampaikan “pengetahuan
          berguna” apa pun yang bisa dihasilkan untuk negara. Sebagaimana yang dia
          beri tahukan kepada teman teolognya Herman Bavinck (1854–1921) pada Juli
          1890, “pengetahuan tentang situasi kawasan Mohammedan di sini, tentang
          semangat  dan  pengaruh  pendidikan  Mohammedan,  tentang  cakupan  apa
          yang disebut masyarakat mistis, dsb. dsb. sama pentingnya bagi pemerintah
          dan legislasi, seperti roti yang kita makan sehari-hari”.
                                                       4
              Meskipun  tidak  secara  khusus  tertarik  kepada  Tionghoa  muslim
          sebagai kategori observasi tersendiri, Snouck sangat metodis dalam caranya
          memulai  melihat  bagaimana  Islam  dipraktikkan  dalam  kehidupan  sehari-
          hari. Sebagian sekadar merupakan kebiasaannya dalam bekerja, sebagian yang
          lain disebabkan sifat tugasnya, yakni untuk menilai berbagai cara pengaturan
          Islam sehingga negara bisa meresmikan sebuah gereja “Mohammedan” dan
          mengoordinasikan pengumpulan dan alokasi dananya.
              Sangat berbeda dari usahanya di Mekah, yang jauh dari kenyamanan
          dan perlindungan kekuasaan Eropa, Snouck mampu memenuhi sekitar dua
          lusin buku catatan dengan hasil pengamatan karena bekerja dalam lingkungan
          yang sering kali sangat mewah.  Selain ini, dia mampu mendapatkan berbagai
                                   5
          manuskrip dan menggunakan jasa para penyalin, berbeda dari para pendahulu
          seperti  Grashuis,  yang  kadang  harus  menunggu  bertahun-tahun  untuk
          mendapatkan karya-karya tertentu.  Seperti yang bisa diduga, sebagian besar
                                       6
          catatan Snouck menempatkan berbagai ulama yang turut serta dalam dewan-
          dewan  keagamaan  yang  baru,  memetakan  bagaimana  mereka  terhubung
          dengan hierarki kolonial, terhubung satu sama lain melalui perkawinan, dan
          terhubung  dengan  jejaring  pengajaran  yang  silang-menyilang  di  Jawa  dan
          dunia muslim yang lebih luas. Tersebar di halaman-halaman buku catatannya,
          cuplikan teks-teks lain: berbagai laporan para informan yang terdidik, fatwa
          yang tertulis pada taplak, dan salinan berbagai legenda pra-Islam pada pelat
          tembaga.
              Untuk  tujuan  kita,  pengamatan  dikonsentrasikan  pada  jejaring
          pengetahuan  dan  khususnya  tarekat.  Ini  adalah  instruksi  utama  Snouck.
          Empat minggu setelah kedatangannya, Snouck mengirimkan laporan kepada
          Gubernur Jenderal. Dia kembali menyatakan bahwa para syekh “ordo mistis
          kelas  bawah”,  yang  ditentang  para  guru  yang  dihormati  seperti  Junayd,
          Mujtaba  Batavia,  dan  Sayyid  ‘Utsman,  memiliki  potensi  menjadi  lawan
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196