Page 86 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 86

REFORMASI DAN MELUASNYA RUANG MUSLIM  —  65


                                                                 83
               terlibat dalam pengangkutan ribuan jemaah haji ke Mekah.  Bisa jadi bahwa
               teks tersebut dirancang secara khusus untuk menarik minat para penumpang
               mereka. Sesuai dengan judulnya, Bidayat al-mubtadi membicarakan prinsip-
               prinsip keyakinan serta sifat-sifat Tuhan dan para nabi-Nya, dalam konteks
               sebuah almanak yang menyertakan instruksi mengenai kesucian ritual dan
               makanan yang dilarang.
                    Dalam edisi ini, al-Sumbawi secara bebas menambahi terjemahannya
               dengan  pasase-pasase  yang  ditujukan  kepada  khalayak  Jawi-nya.  Misalnya,
               ketika dia menyebut bahwa sari buah dan santan kelapa termasuk jenis air
               yang tidak sah digunakan berwudu sebelum shalat, atau bahwa konsumsi atau
               pengorbanan  binatang  yang  tidak  dikenal  oleh  orang-orang  Arab  dilarang
               atau  setidaknya  harus  dihindari.   Dia  juga  membicarakan,  meski  secara
                                            84
               singkat, salah tafsir lokal terhadap ritual dan penggunaan bahasa “Jawi” untuk
               memanjatkan doa sementara bahasa Arab lebih disukai. 85
                    Bidayat  pastinya  merupakan  sebuah  kaitan  yang  setia  terhadap
               kecendekiawanan  yang  lebih  awal.  Atau,  juga  disukai  karena  menawarkan
               hubungan dengan para cendekiawan Jawi elite masa itu. Kalau saja bukan
               karena  perbedaan-perbedaan  kultural  antara  orang-orang  Sumbawa  dan
               Bima, yang berbagi pulau dan tradisi kecendekiawanan Melayu yang sama,
               kita mungkin bisa mengaitkan Yusuf al-Ghani al-Sumbawi dengan ‘Abd al-
               Ghani dari Bima yang termasyhur. Dalam Bidayat, kita mendapati sebuah
               produk yang khas Jawi. Dihasilkan oleh para cendekiawan dan juru tulis dari
               seluruh Nusantara, dan disokong oleh patronase Arab, di dalamnya terdapat
               teks  yang  secara  eksplisit  bercorak  Islam  yang  dirancang  untuk  memiliki
               daya tarik yang luas. Terdapat beberapa teks semacam itu. Yang lain adalah
               Kayf yyat khatm qur’an (Cara-Cara Mengkhatamkan Al-Quran), yang muncul
               kali  pertama  pada  1877.   Bunga  rampai  ini  memberikan  keuntungan
                                      86
               f nansial  karena  dicetak  ulang,  baik  di  Singapura  maupun  di  Bombay,
               oleh sebagian orang yang terlibat dalam pencetakan Bidayat al-mubtadi di
               Istanbul.  Dengan bagian-bagian yang beraneka ragam dan pemisah halaman
                       87
               yang meniru manuskrip berhias gambar, Kayf yyat berisi doa-doa yang sesuai
               untuk berbagai ritual besar ataupun kecil dan menyertakan ringkasan Umm
               al-barahin yang disusun oleh guru Ahmad Khatib Sambas di Mekah, Ahmad
               al-Marzuqi. 88
                    Berbagai bunga rampai semacam Kayf yyat kadang dijilid bersama buku-
               buku panduan f kih, atau dengan volume-volume lain yang ditujukan untuk
               publik saleh yang kian banyak. Edisi Bombay Kayf yyat (dan barangkali juga
               edisi Singapura yang asli dari 1877) dijilid dengan sebuah panduan haji yang
               dinukil dari Ihya’ ‘ulum al-din oleh Muhammad Zayn al-Din al-Sumbawi.
               Edisi ini merupakan kompilasi karyanya sendiri yang diawali dengan bagian-
                                                                         89
               bagian dari Umm al-barahin (pokok komentarnya sendiri dari 1888).  Buku-
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91