Page 89 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 89

68  —  INSPIRASI, INGATAN, REFORMASI


          dan panduan haji terbitannya sendiri. Karena hikayat-hikayat dan puisi-puisi
          Singapura  masih  mengalahkan  penjualan  teks-teks  mengenai  dogma  dan
          prosodi, dia tahu bahwa tantangan para syekh setempat hanyalah satu bagian
          dari pertempuran. Untunglah bagi ‘Utsman, dia bisa mengandalkan teman-
          temannya di berbagai tempat yang sangat penting. Salah satu dari tempat-
          tempat tersebut adalah Mekah.


          PARA GURU MEKAH

          Serangan  Sayyid  ‘Utsman  terhadap  Naqsyabandiyyah  menyertai  publikasi
          sebuah  fatwa  menentang  Sulayman  Afandi  oleh  Ahmad  Dahlan  pada
          pengujung  1883  atau  awal  1884.  Bertujuan  menjawab  sebuah  pertanyaan
          resmi  yang  diajukan  oleh  Gubernur  Utsmani  mengenai  kebenaran  sebuah
          risalah yang dihasilkan oleh Sulayman, fatwa tersebut mengutuk ajaran-ajaran
          Sulayman dan mendesak agar pamf et-pamf etnya dimusnahkan dari muka
          Bumi “dengan cara apa pun”.  Fatwa ini kemudian dikirimkan kepada Sultan
                                  98
          Langkat dan Deli di pesisir utara Sumatra, serta kepada wakil utama Sulayman
          di Langkat, ‘Abd al-Wahhab “Jawa”.  Khalidiyyah sudah berkuasa di banyak
                                        99
          istana di dunia Melayu, sebagaimana jelas dari kian menonjolnya cap yang
          memuat nama Khalidi. Bahkan, pernah dinyatakan bahwa hal ini bisa jadi
          terkait dengan transmisi berkelanjutan teks-teks Dagistani yang berwibawa
          ke wilayah Kalimantan–Filipina Selatan dan meningkatnya popularitas kisah-
          kisah yang berhubungan dengan Perang Rusia-Turki 1877–78. 100
              Semua  hal  seputar  urusan  Sulayman  didokumentasi  dalam  sebuah
          pamf et  susulan  yang  dikeluarkan  oleh  Dahlan  di  percetakan  negara  yang
          baru didirikan. Setelah kata pengantar Gubernur, Dahlan melaporkan bahwa
          Sulayman telah menulis risalah mengenai “kebiasaan-kebiasaan Khalidiyyah”
          yang mengolok-olok tiga rival: Musa Afandi serta Yahya Bey al-Taghistani dan
          putranya, Khalil Pasha al-Taghistani. Sulayman diduga telah mengejek kerja
          keras yang mereka ajarkan, seperti dalam bait yang tajam berikut:

              Seperti orang jangak mereka menari,
              padahal seperti keledai mereka berbunyi.
              Mengira diri di jalan penuh restu,
              dibanding peragu pun mereka lebih keliru. 101
              Pada gilirannya Dahlan pun memulai sebuah paparan yang menunjukkan
          kesahihan  tarian  Suf   dan  kemungkinan  bahwa  Nabi  mengajarkan  dzikr
          yang  disertai  gerakan-gerakan  tertentu.  Oleh  karena  itu,  dia  mendesak
          agar risalah Sulayman dimusnahkan dan agar sang syekh itu bertobat. Para
          ulama terkemuka Mekah mendukung Dahlan. Akibatnya, Sulayman dipaksa
          menyerahkan  seluruh  otoritas  kepada  Khalil  Pasha.  Ini  adalah  hasil  yang
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94