Page 90 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 90

REFORMASI DAN MELUASNYA RUANG MUSLIM  —  69


               diterima dengan senang hati di Deli dan Langkat, tempat empat wakil Khalil
               Pasha telah memiliki pengaruh terhadap para sultan. 102
                    Pastinya ada hal lain dalam perkara di atas ketimbang sekadar pertanyaan
               kebenaran  doktriner.  Sulayman  adalah  pecundang  utama  dalam  sebuah
               pertempuran  memperebutkan  monopoli  atas  para  calon  Naqsyabandi  dari
                                                  103
               negeri-negeri Utsmani dan Asia Tenggara.  Sebenarnya baik dirinya maupun
               Khalil  Pasha  sudah  terlibat  dalam  perang  kata-kata  dengan  menyebarkan
               pamf et-pamf et mereka sendiri, meski tak satu pun dari pamf et-pamf et ini
               diproduksi di Mekah di percetakan yang diklaim Dahlan akan mengalahkan
                                                                              104
               dunia dalam menghasilkan teks-teks berbahasa Arab, Turki, dan Melayu.
               Sebuah  subcabang  dari  percetakan  Mekah  tersebut  bahkan  memproduksi
               karya-karya Jawi di bawah Da’ud al-Fatani, Ahmad b. Muhammad Zayn al-
               Fatani (1856–1908).  Jika belum memperoleh keterampilan di Singapura,
                                 105
               al-Fatani pasti beradaptasi dengan cepat pada profesi ini di Kairo, tempat dia
               pernah singgah pada akhir 1870-an, memeriksa buku-buku seperti Hidayat al-
               salikin karya al-Falimbani yang pada 1881 merupakan karya Melayu pertama
               yang dipublikasikan oleh percetakan negara.  Karya ini memberikan berbagai
                                                    106
               hubungan  yang  membuatnya  diangkat  di  Mekah,  tempat  dia  memastikan
               bahwa serangkaian karya-karya Jawi penting diterbitkan, terutama karyanya
               sendiri dan rekan-rekannya sesama orang Patani. 107
                    Penerbitan cetak adalah sarana ideal untuk mereproduksi pandangan-
               pandangan  yuridis,  dan  penawaran  Dahlan  mengenai  Sulayman  tak  lain
               hanyalah salah satu yang diproduksi dengan mempertimbangkan khalayak
               Jawi. Pada 1892 sebuah kompilasi dwibahasa berisi fatwa-fatwa para tokoh
               mazhab Syaf ‘i Mekah diterbitkan. Diberi judul Muhimmat al-nafa’is (Permata
               Berharga), terbitan ini menyertakan komentar pinggir oleh Da’ud al-Fatani.
               Namun,  selain  perdebatan  mengenai  peringatan  tahunan  wali  dan  sebuah
               pertanyaan tunggal mengenai aturan-aturan dzikr, berdasarkan teks ini kita
               akan tergoda untuk menyimpulkan bahwa hanya terdapat sedikit perdebatan
               publik  mengenai  praktik  Suf   di  Asia  Tenggara,  setidaknya  dibandingkan
               jumlah  pertanyaan  mengenai  pewarisan  dan  sunat. 108  Sebagian  besar  karya
               yang dicetak Ahmad al-Fatani adalah terjemahan dari para guru masa lalu
               seperti Ibn ‘Ata’ Allah, ketimbang pamf et-pamf et militan karya Ibn Sumayr,
               Ahmad  Dahlan,  atau  Sayyid  ‘Utsman.  Namun,  percetakan  Mekah  yang
               ini juga tidak menerbitkan buku-buku panduan Suf  yang disajikan secara
               sembrono sebagaimana yang masih dipublikasikan di Singapura dan Bombay.
               Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai apa dan di mana para syekh Jawi
               menerbitkan karya mereka.
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95