Page 11 - EBOOK_Renasans Jogja
P. 11
Selain itu, dari karya tari klasik yang tersebut berhasil terwujud maka kesatria menyebabkan kesejahteraan
tetap dihidupkan dan disaksikan setidaknya symbol Yogyakarta menjadi dan ketenteraman negara). Ketiga,
generasi penerus maka sedikit banyak pengayom atau pelindung setiap insan rahayuning manungsa dumadi karana
akan menginspirasi karya seni atau sebagaimana konsep kuasa Sultan HB kamanungsane (kesejahteraan dan
pola pemikiran mereka hingga I yang mengutamakan hamemayu ketenteraman manusia terjadi karena
terinternalisasi membentuk budi hayuning bawana pun terealisasi. kemanusiaannya).
pekerti atau karakter khas.
Pemahamannya, hamemayu hayuning Demikian pada hakikatnya jika kita
Kebijakan Gubernur DIY yang bawana mengandung makna hendak memahami makna “menjadi
berkaitan Renaisans Yogyakarta dalam melindungi, memelihara serta Yogyakarta”. Karenanya, prospek
keserentakan waktu pasti diterapkan membina keselamatan dunia dan Yogyakarta dengan visi dan misi
segenap warga DIY, mulai dari pelaku lebih mementingkan berkarya untuk strategis dan penuh antisipasi, seperti
usaha, perajin, seniman, budayawan, masyarakat daripada memenuhi dirumuskan Sultan HB X tentu
hingga politisi. Mereka menjadi agen- ambisi pribadi. Dunia yang dimaksud potensial menjadikan Yogyakarta
agen penafsir Renaisans Yogyakarta. mencakup seluruh peri kehidupan menjadi pusat tujuan segala aktivitas
Upaya aktif dan responsif yang baik dalam skala kecil (pribadi dan manusia yang bersangkut paut dengan
berjalan secara mandiri dari warga keluarga), ataupun masyarakat hajat hidup: ekonomi, industri, dan
DIY tentu dapat mempercepat proses dan lingkungan hidupnya, dengan pendidikan, baik di tingkat lokal,
pengurangan angka kemiskinan, mengutamakan darma bakti untuk nasional, regional hingga internasional.
dengan catatan terdapat agen penafsir kehidupan orang banyak, tidak
baru, di luar yang sudah aktif dan mementingkan diri sendiri. Sedangkan R. Toto Sugiharto,
kreatif sebagai agen dan pelaku semangat golong gilig mengandung jurnalis, pemerhati sosial budaya. 11
Renaisans Yogyakarta. makna menyatunya pemimpin dengan
rakyat agar seiring sejalan dalam
Nusantara di Yogyakarta mewujudkan impian dan cita-cita.
1 Peter Carey, 2011, Kuasa Ramalan: Pangeran
Capaian untuk menjadi Yogyakarta Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa,
tidak harus eksklusif hanya melibatkan Selanjutnya, konsepsi ideal dari 1785-1855, Jakarta: Kepustakaan Populer
komunitas tertentu. Justru seharusnya hamemayu hayuning bawana – Gramedia, hal 1-3..
lebih terbuka. Dengan keterbukaan mengutip deskripsi yang pernah 2 Ibidem, hal. 3.
menerima segenap warga dari disampaikan KRT Jatiningrat
3 Visi dan Misi Gubernur DIY Periode 2017
berbagai pelosok nusantara maupun selaku Pengageng Dwarapura
– 2022
mancanegara, akan timbul saling Keraton Kasultanan Ngayogyakarta
timbal balik, take and give dari segala Hadiningrat dalam sebuah wawancara 4 Dewan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
aspek kehidupan, baik material dengan penulis – dimanifestasikan
Indonesia, 2001, hal. 946.
maupun imaterial. atau diejawantahkan sesuai
konteks dan peran subjek yang 5 Disampaikan Djoko Dwiyanto pada Dialog
Budaya dan Gelar Seni Yogya untuk Semesta
Secara simbolik, dalam bentuk bersangkutan. Konsepsi tersebut ke-102, Selasa (31/10/2017) di Pendopo
miniatur, direncanakan akan dibangun dijabarkan menjadi tiga aspek. Kepatihan, Yogyakarta
replika kerajaan-kerajaan yang Pertama, rahayuning bawana kapurba
6 Hari Dendi, “Napak Laku Sri Sultan
pernah dan masih eksis di Nusantara. waskithaning manungsa (kelestarian Hamengku Buwono II, makalah untuk Dialog
Lokasi miniature kerajaan-kerajaan dan keselamatan dunia ditentukan Budaya dan Gelar Seni Yogya untuk Semesta
Nusantara terseut direncanakan akan oleh kebijaksanaan manusia). ke-102, Selasa (31/10/2017) di Pendopo
Kepatihan, Yogyakarta
dibangun di wilayah Kabupaten Kedua, darmaning satriya mahanani
Kulonprogo. Apabila pembangunan rahayuning nagara (pengabdian
Edisi 4/2017 | matajendela