Page 108 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 108
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
PENDUGAAN BOBOT BADAN MELALUI UKURAN TUBUH
PADA KAMBING KACANG DI MANOKWARI
Nani Zurahmah
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Manokwari
Korespondensi Penulis: Nani Zurahmah, muinunipa@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menduga bobot badan kambing kacang dewasa di Manokwari menggunakan
empat formula. Keempat formula tersebut adalah: (1) model regresi terbaik hasil analisis data bobot
badan (kg) dengan data lingkar dada (cm), panjang badan (cm), dan tinggi badan (cm); (2) formula-1
2
dari Khan et al. (2004): [W = (G + L) /X], dimana W = bobot badan (lbs), G = lingkar dada
(inch), L = panjang badan (inch), X = lingkar dada, bernilai 17 bila lingkar dada berukuran 15 – 19
inch, bernilai 13,5 bila lingkar dada berukuran 20 – 25 inch, dan bernilai 12 bila lingkar dada
berukuran 25 inch ke atas; (3) formula-2 dari Khan et al. (2004): [bobot badan (lbs) = {(lingkar dada)
2
x panjang badan}/300]; dan (4) formula-3 dari Ardjodarmoko (1975): [bobot badan = [(lingkar dada)
2
4
x panjang badan] /10 ]. Penelitian menggunakan kambing kacang dewasa jantan dan betina masing-
masing 30 ekor. Kambing penelitian tersebut diambil dari tiga distrik (Manokwari Barat, Prafi, dan
Masni), masing-masing distrik diambil secara acak 10 ekor jantan dan 10 ekor betina. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) bobot badan kambing kacang jantan dewasa di Manokwari dapat diduga
menggunakan model regresi: bobot badan = - 24.3 + 0.467 lingkar dada + 0.317 panjang badan
(R =61%) dan dapat pula menggunakan formula Ardjodarmoko (1975); (2) bobot badan kambing
2
kacang betina dewasa di Manokwari dapat diduga menggunakan model regresi: bobot badan = - 29 +
0.643 lingkar dada + 0.170 tinggi badan (R =76,4%) dan dapat pula menggunakan formula
2
Ardjodarmoko (1975); (3) formula-1 dan formula-2 dari Khan et al. (2004) tidak dapat digunakan
untuk menduga bobot badan kambing kacang dewasa jantan maupun betina di Manokwari karena
kedua formula tersebut memiliki akurasi yang rendah.
Kata kunci: ukuran tubuh, bobot badan, kambing kacang, Manokwari.
1. Pendahuluan
Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia. Bangsa kambing ini menduduki
urutan terbanyak dari populasi kambing di Manokwari, sedangkan bangsa kambing lainnya
adalah kambing Peranakan Etawa (PE) yang baru diintroduksikan di Manokwari sekitar 6
tahun terakhir ini (Dinas Peternakan, Dati II Manokwari, 2016). Kambing Kacang dipelihara
peternak untuk dimanfaatkan dagingnya. Pada umumnya bangsa kambing ini dipelihara
secara ekstensif di Manokwari. Hingga kini, usaha peternakan kambing Kacang ini memberi
kontribusi cukup berarti dalam mensejahterakan peternak, terutama menjelang Hari Raya
Kurban, dimana transaksi jual-beli ternak kambing meningkat pesat. Faktor penentu nilai jual
seekor kambing adalah bobot badannya, karena bobot badan berkorelasi erat dengan bobot
karkas. Bobot karkas kambing Kacang berkisar 45–55% dari bobot badannya (Sumoprastowo,
1980). Oleh sebab itu, penentuan bobot badan kambing Kacang merupakan hal penting dalam
kegiatan perdagangan jenis ternak ini.
Bobot badan seekor ternak hanya dapat diketahui secara tepat melalui penimbangan.
Namun dalam situasi dan kondisi tertentu, terutama pada kondisi peternakan rakyat, jarang
tersedia alat timbangan ternak. Oleh sebab itu dibutuhkan cara lain yang dianggap praktis
untuk menduga bobot badan seekor ternak. Beberapa peneliti melaporkan bahwa terdapat
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 97