Page 122 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 122

SEMINAR NASIONAL 2017
               Malang 10 April 2017

               Menurut  (Widodo  dkk.,  2013)  menyatakan  bahwa  tinggi  rendahnya  kecernaan  protein
               dipengaruhi oleh kandungan protein dalam  bahan pakan penyusun  ransum dan banyaknya
               protein yang masuk dalam saluran pencernaan.  Rataan laju digesta yang paling lama terjadi
               pada  perlakuan  T1  (159,40  menit  atau  2,6  jam)  dengan  penambahan  antibiotik,  sedangkan
               yang  paling  cepat  pada  perlakuan  T2  (140,60  menit  atau  2,3  jam)  dengan  penambahan
               onggok  fermantasi  dan  antibiotik.  Hal  ini  menunjukan  bahwa  laju  digesta  dalam  kisaran
               normal. Menurut (Agus, 2007)  lamanya laju digesta pakan dalam saluran pencernaan unggas
               yaitu 2 – 4 jam. Kandungan nutrisi pada pakan yang diberikan merupakan salah satu faktor
               yang mempengaruhi laju digesta. Menurut (Hutapea, 2003) faktor yang mempengaruhi laju
               digesta  antara  lain  genetik,  umur,  lingkungan  dan  kandungan  nutrisi  pakan  yang  diberikan
               pada ternak. Laju digesta yang lambat pada saluran pencernaan maka semakin baik karena
               dapat  meningkatkan  kecernaan  pada  ayam  broiler.  Menurut  (Mangisah  dkk.,  2009)  laju
               digesta yang lambat menyebabkan banyak nutrien yang dapat dicerna dan diserap oleh tubuh.
                      Berdasarkan  tabel  2  pemberian  onggok  fermentasi  dan  antibiotik  memberikan
               pengaruh nyata (p<0,05) pada  pH usus ayam broiler. Rataan nilai pH usus  yang paling tinggi
               terdapat  pada  perlakuan  T1  yaitu  6  dengan  penambahan  antibiotik  sedangkan  terendah
               perlakuan T2 yaitu 5 dengan penambahan onggok fermentasi dan antibiotik. Hasil rataan pH
               usus  pada  bagian  ileum  yang  berpengaruh    nyata  menunjukan  bahwa  pemberian  antibiotik
               dalam pakan dapat menghambat dan membunuh bakteri dalam saluran pencernaan, dimana
               bakteri di saluran pencernaan terdapat bakteri patogen dan bakteri asam laktat  yang  secara
               alami  ada  di  dalam  saluran  pencernaan.  Jika  bakteri  asam  laktat  ikut  mati  maka  akan
               menurunkan  asam  laktat  pada  saluran  pencernaan  sehingga  antibiotik  tersebut  dapat
               meningkatkan  nilai  pH  usus  ayam  broiler.  Penambahan  antibiotik  dalam  pakan  dapat
               mempengaruhi pertumbuhan mikroba sehingga dapat mengubah niai pH usus ayam broiler.
               Menurut  (Barrow,  1992)  menyatakan  bahwa  faktor  yang  mempengaruhi  pertumbuhan
               mikroba  dalam  saluran  pencernaan  adalah  umur,  respon  imunitas,  pakan  dan  pemberian
               antibiotik.


               5.  Kesimpulan

                      Pemberian fermentasi onggok dan antibiotik dalam ransum tidak menimbulkan efek
               negatif terhadap  kecernaan protein, laju digesta dan pH usus ayam broiler.


               Daftar Pustaka

               Agus, A. (2007). Membuat Pakan Ternak Secara Mandiri. Yogyakarta: Kanisius.

               Anggorodi, R. (1994). Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: Penebar Swadaya.

               Barrow, P. (1992). Probiotic for chickens in Probiotics The Scientific Basis, Edited by Roy
                        Fuller. London: Chapman adn hall.

               Budiansyah,  A.  (2009).  Performan  ayam  broiler  yang  diberi  ransum  yang  mengandung
                        bungkil  kelapa  yang  difermentasi  ragi  tape  sebagai  pengganti  sebagai  ransum
                        komersial. Budiansyah, A, 8(5), 260 – 268.

               Cooke, K. M., Bernard, J. K., & West, J. W. (2008). Performance of dairy cows fed annual
                        ryegrass silages and corn silage with steam-flaked or ground corn. J. Dairy Sci., 91,
                        2417 – 2422.


                              “Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia”     111
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127