Page 139 - Aplikasi Mikroba Pada Pakan Ternak
P. 139
Uji lanjut Duncan memperlihatkan pemberian aditif
berupa probiotik sampai dosis 5% tidak memberi pengaruh yang
nyata terhadap warna silase jerami jagung, namun secara
matematis tampak pemberian pada 5% probiotik memperlihatkan
tren perubahan warna lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya.
Diduga aktifitas mikroba (probiotik) dari perlakuan D3 (5%
probiotik) lebih tinggi dalam mendegradasi substrat yang
mengandung sumber protein atau sumber N (urea) sehingga
dihasilkan gugus amin bebas yang tinggi. Hal ini menyebabkan
terjadinya reaksi maillard yaitu reaksi pencoklatan non enzimatis
pada perlakuan D3 yang trennya lebih tinggi dibanding perlakuan
D1 dan D2.
Hasil uji lanjut menunjukkan semakin lama waktu
fermentasi maka terjadi perubahan warna semakin signifikan.
Perubahan warna pada 21 hari fermentasi (L3) jauh lebih besar
dari pada 7 hari fermentasi (L1) dan 14 hari fermentasi (L2). Hal
ini diduga karena pada saat proses pengepakan (pemadatan)
substrat dalam silo tidak sempurna (tidak vakum) sehingga silo
masih banyak mengandung oksigen. Oksigen yang tinggi dalam
substrat menyebabkan proses respirasi lebih lama dan tinggi
sehingga menghasilkan panas (temperature) yang tinggi pula.
Perubahan warna yang terjadi karena hijauan masih
mengalami proses ensilase yang disebabkan oleh proses respirasi
aerobik yang berlangsung selama persediaan oksigen masih ada.
Prabowo et al. (2013) menyatakan bahwa perubahan warna yang
terjadi pada tanaman yang mengalami proses ensilase disebabkan
oleh proses respirasi aerobik yang berlangsung selama persediaan
oksigen masih ada, sampai gula tanaman habis. Gula akan
teroksidasi menjadi CO2 dan air, panas juga dihasilkan pada
proses ini sehingga temperatur naik. Temperatur yang tidak dapat
terkendali akan menyebabkan silase berwarna coklat tua sampai
127 | P a g e