Page 32 - Aplikasi Mikroba Pada Pakan Ternak
P. 32
2.2. . Degradasi Senyawa Antinutrisi pada Bahan Pakan
Berbagai jenis tanaman pakan ataupun pangan memiliki
potensi untuk mensintesis substansi kimia (senyawa-senyawa)
tertentu sebagai mekanisme untuk mempertahankan diri dari
gangguan infeksi oleh jamur, bakteri dan insekta. Substansi kimia
atau senyawa-senyawa tersebut dikenal dengan istilah antinutrisi.
Substansi kimia ini ternyata dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada ternak maupun manusia yang mengkonsumsinya.
Gangguan tersebut dapat berupa gangguan pertumbuhan, berupa
penurunan pertumbuhan oleh karena dihambatnya enzim
pencernaan tertentu atau gangguan lain berupa gangguan
kesehatan, seperti gangguan pernapasan bahkan kematian.
Bahan pakan ternak baik bersumber dari hijauan maupun
biji-bijian tidak semua dapat diberikan langsung pada ternak.
Adanya kandungan senyawa anti nutrisi dalam suatu bahan pakan
dapat menjadi pembatas penggunaannya dalam ransum. Hal ini
dikarenakan senyawa antinutrisi dapat menimbulkan pengaruh
negatif terhadap ternak. Pengaruh negatif dari zat anti nutrisi
tidak segera nampak sebagaimana senyawa toksik pada makanan.
Pengaruh zat anti nutrisi terjadi selama proses pencernaan, dalam
saluran pencernaan dan setelah penyerapan oleh tubuh. Hasil
akhirnya akan terlihat dari performan ternak berupa rendahnya
produktifitas ternak. Disamping itu pengaruh yang nampak dari
konsumsi zat anti nutrisi adalah kekurangan gizi atau keadaan
nutrisi marginal.
Keberadaan zat anti nutrisi dalam suatu bahan pakan ada
yang dapat ditoleransi oleh ternak pada dosis tertentu, namun
kandungan yang tinggi memberi dampak negatif pada ternak.
Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya menurunkan kandungan
anti nutrisi suatu bahan pakan sebelum diberikan pada ternak.
Melalui pengolahan pakan diharapkan kandungan anti nutrisi
20 | P a g e