Page 34 - Aplikasi Mikroba Pada Pakan Ternak
P. 34

Senyawa  antinutrisi  yang  sering  ditemukan,  antara  lain:
               Protein  inhibitor  (penghambat  protease),  goitrogen,  nekaloid,
               oksalat,  fitat,  tannin,  HCN  dan  gossipol.  Antinutrisi  tersebut
               seringkali  mengikat  protein,  zat-zat   mineral,  sehingga
               pemanfaatan  gizi  dalam  bahan  pakan  oleh  ternak  menjadi
               berkurang.  Berikut  ini  disajikan  beberapa  bahan  pakan  dengan
               kemungkinan zat-zat antinutrisi yang terkandung di dalamnya.



               Asam Fitat
                      Nama  kimia  untuk  asam  fitat  adalah  myo-inositol
               1,2,3,4,5,6-hexakis  phosphate  dengan  rumus  C 6H 18O 24P 6.  Asam
               fitat bersumber dari serealia, leguminosa, dan oilseed plant yang
               menyumbangkan nilai nutrisi penting bagi ternak (Yanuartono et
               al., 2016). Asam fitat (myo-inositol-hexakisfosfat, InsP6) tersebut
               mengkelat  kation  divalen seperti  Zn2+,  Fe2+  dan Mg2+  karena
               InsP6  bermuatan  negatif  sehingga  menurunkan  penyerapan
               mineral (Rostami dan Giri, 2013).

                      Asam  fitat  bekerja  dengan  menghambat  penyerapan
               mineral dalam tubuh ternak. Asam fitat dapat didegradasi dengan
               fitase,  yaitu  enzim  yang  bekerja  spesifik  untuk  mendegradasi
               fitat. Fitase adalah enzim yang mengkatalis reaksi degradasi fitat
               menjadi ortophospate anorganik dan fosfor yang lebih sederhana
               yang pada akhirnya menjadi myo-inositol bebas (Hidayat, 2016).
                      Asam fitat pada tanaman selalu berikatan dengan kation,
               protein,  dan  atau  karbohidrat.  Fitat  tidak  tercerna  oleh  hewan
               monogastrik  ketika  aras  enzim  yang  mendegradasi  asam  fitat
               rendah  pada  saluran  pencernaan.  Akibatnya,  asam  fitat  pada
               pakan  ternak  keluar  bersama  feses  dan  mencemari  lingkungan
               (eutrofikasi) pada permukaan air (Vats et al., 2005; Marlida et al.,
               2010).
                                                              22 | P a g e
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39