Page 157 - Layla Majnun
P. 157

“Si pengawal, sosok yang berpikiran dangkal serta congkak sebagai-
              mana orang-orang yang melayani Raja, menyeringai dengan menghina dan
              berkata, ‘Bagaimana kau bisa hidup dengan cara seperti ini? Jika kau ber-
              sedia melayani sang Raja maka kau akan menerima makanan yang jauh
              lebih layak daripada beberapa helai rumput!’
                     ‘Maaf?’ tanya si fanatik dengan marah. ‘Apakah aku baru saja
              mendengar Anda menyebut tanaman ini sebagai rumput? Kukatakan pada
              Anda, Tuan, bahwa yang Anda sebut rumput ini adalah bunga semak! Andai
              saja Anda tahu betapa nikmatnya tanaman ini, Anda pasti akan segera
              mengundurkan diri dari tugas Anda sebagai pelayan Raja dan bergegas
              duduk di meja makanku untuk menikmatinya bersamaku!’
                     “Sang Raja mendengar ucapan itu, memikirkannya sejenak, dan
              sebagai seorang yang bijak ia menyadari kebenaran dari perkataan itu.
              Ia bergegas berjalan mendekati si pertapa, meraih tangannya yang kotor
              dan mulai menciuminya.”
                     “Memang benar apa yang telah dilakukan oleh sang Raja, karena
              ia telah menyadari kebenaran. Ia menyadari bahwa hanya mereka-mereka
              yang bebaslah yang tak memiliki hasrat duniawi.”
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162