Page 158 - Layla Majnun
P. 158

28

                  Mutiara yang Menyiksa Tiram









                 Aku seolah menjadi mutiara yang telah menyiksa tiram…
                            Apakah salahku jika demikian?
             Keadaanku memang sangat menyedihkan, tapi aku tidak merengkuh
                               takdir dengan sukarela.
                   Kita berjuang dan berusaha keras, dan apa hasilnya?
              Masing-masing orang harus menjalani apa yang telah digariskan
                                    kepadanya.

             M
                   ajnun mendengarkan cerita Salim dengan penuh perhatian. Ketika
               pamannya telah menyelesaikan kisahnya, Majnun tampak sangat
             senang. Ia tertawa lebar seperti sebelumnya, melompat-lompat naik turun
            dengan ceria, berbicara riang tentang teman-teman hewannya serta pe-
            tualangan yang telah mereka lalui bersama.
                   Namun  kemudian  pikirannya tertuju pada  ibunya  dan  wajah-
            nya tampak suram. Sambil menangis ia bertanya, “Bagaimana mungkin
            aku tak pernah memikirkan ibuku selama ini? Ibuku yang malang, bagaikan
            burung dengan sayap-sayap patah! Katakan padaku bagaimana kabar
            ibuku? Apakah ia baik-baik saja ataukah kesedihan telah melemahkannya?
            Aku adalah budaknya, wajahku telah dicoreng oleh rasa malu. Begitu besar-
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163