Page 181 - Layla Majnun
P. 181

dilarang untuknya. Demam itu pun kembali menyerang dan membuat
              tubuh Ibn Salam lebih lemah daripada sebelumnya.
                     Dengan gelombang banjir pertama, bumi yang keras ini melunak.
              Namun dengan datangnya gelombang kedua, bumi pun terhanyut. Kali
              ini tak ada yang dapat dilakukan oleh sang tabib terhadap Ibn Salam.
              Usia Ibn Salam masih muda, dan meskipun penyakit dan kesedihan telah
              melemahkannya hingga ia berada di ujung kematian, keadaan jasmani-
              nya yang kuat berusaha melawan serangan-serangan itu. Selama beberapa
              hari, tampaknya ia akan sembuh. Namun kemudian napasnya semakin
              lemah. Hingga pada hari keempat, jwanya melayang pergi dari tubuhnya
              dan terbang dibawa angin, meninggalkan dunia yang penuh kesedihan
              dan lembah penuh airmata.
                     Memang benar adanya bahwa apapun kita dan apapun yang
              kita miliki diberikan kepada kita dengan persyaratan yaitu kehidupan dapat
              menjadi milik kita namun hanya untuk waktu yang singkat. Akan datang
              waktunya di mana kita harus mengembalikan segala yang telah diberikan
              kepada kita. Manusia seharusnya tidak bergantung pada apa yang diper-
              cayakan kepadanya, karena hasratnya untuk memiliki akan menjadi ikatan
              yang menjeratnya di dunia fana ini. Untuk mendapatkan permata yang se-
              sungguhnya, manusia harus membuka paksa peti itu dan melayang menjauh
              dari kehidupannya yang hancur.
                     Bagaimanakah keadaan Layla setelah kematian Ibn Salam? Me-
              mang benar bahwa Layla tak pernah mencintai pria itu, namun Ibn Salam
              pernah menjadi suaminya dan tentunya ia berhak mendapatkan belas
              kasih dari Layla. Dan Layla memang berbelas kasih kepadanya, namun
              belas kasihnya dikuasai oleh perasaan lega yang teramat besar. Sudah
              terlalu lama ia menyimpan perasaan terdalamnya; kini rantai yang telah
              menjadikannya tawanan selama bertahun-tahun tiba-tiba saja runtuh
              dan akhirnya ia terbebas, seperti salah seekor hewan yang telah diselamat-
              kan oleh Majnun dari perangkap. Kini ia bebas menangisi kesedihan hati-
              nya, ia bisa bebas menangis tanpa takut ada yang bertanya padanya atau
              justru menatapnya. Karena tak ada seorang pun yang tahu untuk siapa
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186