Page 47 - Layla Majnun
P. 47

9

                    Penyair dan  Sekuntum  Bunga









                Yang ia ketahui hanyalah bahwa ia harus sendirian; ia tak lagi
                sanggup hidup dalam dunia itu. Ia harus hidup sendirian dengan
               kesedihannya, dan tempat terpencil di mana hanya terdapat pasir
              dan bebatuan, pegunungan dan lembah adalah tempat terbaik untuknya.

              M
                    endengar hal itu, hati pria tua itu melemah dan ia mulai terisak.
                  Ia menggandeng tangan putranya secara perlahan dan memba-
              wanya pulang ke rumah. Di sana, teman-teman serta sanak-saudaranya
              berkumpul, memutuskan untuk membantunya sebisa mereka.
                     Namun bagi Majnun, mereka semua adalah orang asing. Kehidup-
              an di rumah tak tertahankan; Majnun membuat suram kehidupan semua
              orang dengan kesedihannya, dan siapapun yang mengunjunginya pergi
              meninggalkannya dengan berlinang airmata kesedihan dan frustrasi
              melihat keadaannya yang begitu buruk. Pada awalnya, teman-temannya
              mampu menenteramkannya dengan mengingat-ingat kenangan indah
              saat mereka masih kanak-kanak. Namun tak berapa lama kemudian, ia
              merasa tak nyaman dengan keberadaan teman-temannya. Oleh karena
              itu, di suatu pagi, Majnun merobek-robek selubung cinta dan perlindungan
              yang telah dibuat oleh keluarga serta teman-temannya, lalu mengambil
              beberapa barang miliknya kemudian melarikan diri ke Gurun Najd.
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52