Page 44 - Layla Majnun
P. 44
mu pasti akan tumbuh; kebahagiaan itu akan tumbuh dengan begitu
besarnya sehingga kesedihan yang membuatmu menderita ini pasti akan
terlupakan. Yang kau butuhkan hanya waktu –waktu dan kesabaran.
“Dan dengan waktu dan kesabaran, kau akan melupakan gadis
itu. Hal itu memang benar –lagipula, mengapa kau berikan hatimu kepada
mawar yang mekar tanpa kehadiranmu, sementara kau masih tetap
berkubang dalam debu? Hanya hati sekeras batulah yang mampu meng-
hancurkan hati seperti milikmu, karena itulah yang telah dilakukannya.
Oleh karena itu, lebih baik kau melupakannya.
“Putraku tersayang, kau lebih berharga bagiku daripada kehidupan-
ku sendiri. Kumohon kepadamu, kembalilah pulang! Apalah yang bisa kau
temukan di pegunungan ini kecuali rasa sakit, kesendirian dan airmata?
Jika kau tetap berada di sini, kegilaanmu akan semakin menjadi-jadi dan
pada akhirnya kau akan menghilang selamanya –bahkan bagi dirimu
sendiri. Pedang kematian sedang bersiap-siap di atasmu, seperti halnya
ia bersiap-siap untuk kita semua, karena itu selagi masih ada waktu,
kembalikanlah kesadaranmu. Tinggalkan neraka ini dan kembalilah kepa-
daku; pilihlah kebahagiaan, bukan kesedihan, dan buatlah musuh-musuh-
mu menangis!”
Namun, pecinta macam apa yang menganggap ancaman kematian
secara serius? Seorang pria yang termakan habis oleh cinta takkan
gentar menghadapi kematian. Seorang pria yang mencari kekasihnya
takkan takut menghadapi dunia dan juga perangkapnya.
Majnun mendengarkan dalam diam saat ayahnya yang tua itu mem-
buka hatinya dan mengeluarkan kesedihan serta harapannya. Setelah ayah-
nya selesai berbicara, ia memberikan jawabannya.
“Ayah adalah kebanggaan bagi seluruh masyarakat Arab dan
Ayah juga adalah penguasa dari semua yang terlihat. Dan Ayah adalah
ayahku yang kucintai dengan sepenuh hati dan kuhormati. Ayah mem-