Page 50 - Layla Majnun
P. 50
pemberi selamat, yang menyampaikan salam hangat dari kekasihnya se-
perti airmata yang menetes dari surga.
Satu-satunya hal yang sampai kepadanya adalah sajak-sajak ke-
kasihnya. Sajak-sajak itu diucapkan oleh orang-orang yang lalu lalang; bah-
kan bocah-bocah miskin di pasar pun dapat mendendangkan sajak-sajak
itu. Entah Majnun mengetahuinya atau tidak, namun suara hatinya telah
didengar oleh sang kekasih, dan karenanya Layla merasa sangat bahagia.
Kecantikan Layla bukanlah satu-satunya pemberian Allah, karena
ia juga memiliki bakat dalam hal sajak. Ia menyimpan sajak-sajak Majnun
dalam pikirannya begitu ia mendengarnya; lalu ia menyusun kata-kata
indah sebagai balasannya. Ia menuliskannya dalam secarik perkamen dan
menuliskan pesan-pesan kecil seperti: ‘Bunga melati yang sedang mekar
mengirimkan lagu ini kepada pohon cemara’, sebelum memberikannya
kepada angin tatkala tak ada seorang pun melihatnya. Kadangkala per-
kamen-perkamen berisikan sajak-sajak ini ditemukan oleh seseorang –yang
kemudian menebak-nebak arti tersembunyi dari sajak-sajak itu. Mereka
tahu kepada siapa ditujukannya sajak-sajak itu lalu langsung membawanya
kepada Majnun. Sebagai ucapan terima kasih kepada sang penemu, Maj-
nun menciptakan sebuah sajak untuk mereka, yang sudah pasti akan sampai
ke tangan Layla. Begitu banyak pesan yang saling mereka kirimkan dan
terima dengan cara seperti ini. Metode ini memperkenankan mereka untuk
menjembatani jurang perpisahan dengan saling memberikan cinta dan
harapan. Dan mereka-mereka yang mendengar sepasang kekasih ini ber-
temu melalui sajak pasti terkagum-kagum: begitu miripnya mereka berdua
dalam nada dan ekspresi sehingga terdengar seperti lantunan lagu. Karena
suara sepasang kekasih ini adalah suara cinta, dan cinta itu cukup kuat
untuk dapat mematahkan mantra apapun juga.