Page 54 - Layla Majnun
P. 54

11

                  Sekuntum Bunga yang Rapuh









                  Ia bagaikan sekuntum bunga rapuh yang beku oleh es…

             D
                 i hari yang sama, saat Layla berjalan pulang dengan kedua matanya
                yang sembab karena terlalu banyak menangis. Ia berpapasan dengan
            Ibn Salam, seorang pria muda dari suku yang dikenal dengan Banu Asad.
            Ibn Salam adalah seorang pria yang sangat kaya dan terkenal. Ia dihormati
            oleh semua orang yang mengenalnya. Ia adalah pria yang kuat, baik, dan
            selalu beruntung – bahkan teman-temannya memberikan sebutan ‘Bakht’
            (nasib baik) kepadanya. Apakah keberuntungannya juga berlaku untuk
            mendapatkan Layla?
                   Ya, begitu Ibn Salam melihatnya saat mereka berpapasan, ia
            tahu bahwa ia harus memiliki gadis itu. Baginya Layla adalah bulan purna-
            ma yang megah – sebuah ornamen yang sangat sesuai untuk menghiasi
            jiwanya yang sepi. Ia memutuskan untuk segera menghadap orangtua
            Layla untuk meminang gadis itu. Dan mengapa tidak? Bukankah ia pria
            yang sangat kaya raya? Bukankah ia terlahir dari keluarga terhormat?
            Semakin ia memikirkannya, semakin kuat keinginannya untuk memenang-
            kan bulan purnama yang indah itu, untuk memiliki satu-satunya cahaya
            yang akan mengubah malam-malamnya menjadi siang dan membuat
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59