Page 79 - Layla Majnun
P. 79
banyak ruang di dunia ini untuk semua makhluk ciptaan Allah? Apa kesa-
lahannya hingga kau bersiap-siap untuk membunuhnya? Lihat betapa
anggunnya mereka, betapa indahnya mereka diciptakan! Tidakkah mereka
mengingatkanmu akan keindahan musim semi? Tidakkah mata mereka
mengingatkanmu akan mata kekasihmu?
“Lepaskan mereka! Biarkan mereka hidup dalam ketenangan!
Leher-leher mereka terlalu indah untuk merasakan serangan pedangmu;
dada serta paha mereka tidak diciptakan hanya untuk mengisi mangkuk-
mu; punggung mereka, yang tak pernah mengangkut barang apapun,
sudah pasti tidak ditakdirkan untuk perapianmu! Lepaskan mereka, ku-
mohon kepadamu!”
Si pemburu mengambil langkah mundur dan tampak terkejut.
Tak pernah sekalipun dalam hidupnya ia mendengar permohonan yang
begitu mendalam, begitu mulia. Masih menggelengkan kepalanya dengan
tak percaya, ia berkata, “Apa yang bisa kukatakan? Aku mengerti pan-
danganmu dan aku setuju.”
“Tapi aku adalah orang miskin; jika bukan karena rasa laparku,
aku takkan mungkin membunuh makhluk-makhluk ciptaan Allah. Tapi ini
adalah tangkapanku yang pertama dalam waktu dua bulan ini. Aku mem-
punyai seorang istri dan beberapa mulut kecil untuk kuberi makan. Apa-
kah aku harus mengorbankan kesejahteraan keluargaku demi kebebasan
beberapa ekor hewan?”
Majnun turun dari kudanya dan tanpa berkata-kata ia menye-
rahkan tali kekang kudanya kepada si pemburu. Meskipun bingung oleh
tindakan Majnun, namun ia juga merasa lebih dari sekedar senang dengan
pertukaran itu. Segera saja ia pergi dengan kuda itu dan meninggalkan
Majnun yang berusaha melepaskan rusa-rusa dari perangkapnya. Dengan
halus ia melakukannya, lalu ia membelai-belai leher mereka dan mencium
mata mereka sambil berkata:
Aku melihat matanya pada matamu, lebih gelap dari malam;
Meskipun begitu cintaku tak dapat mengembalikannya ke hadapanku.
Apa yang telah hilang takkan dapat dikembalikan oleh siapapun,
Dan yang tersisa hanyalah kenangan yang membara……..