Page 82 - Layla Majnun
P. 82
Aku adalah milikmu, aku adalah milikmu, entah kau jauh ataupun
dekat;
Kesedihanmu adalah kesedihanku, semuanya milikku, di manapun
kau berada.”
Sambil mengucapkan kata-kata itu, Majnun melepaskan ikatan
si rusa jantan dan melepaskannya. Lalu ia melihat rusa jantan itu menjauh,
begitu gembira akan kembali bergabung dengan kawanannya.
Jauh di atas langit, karavan malam telah kembali dari perjalanan-
nya; di langit timur, rembulan muncul dari kegelapan dan mulai menyinari
gurun pasir itu dengan sinarnya yang keperakan. Majnun memandang langit
bagaikan burung dengan sayap terluka, tak sanggup terbang. Lalu ia
menatap bintang-bintang dan dengan airmata menetes di pipinya, ia me-
renungkan takdirnya.