Page 63 - FULL SKRIPSI_MARLIN DWI ZULTARI_11160930000025
P. 63
korelasi indikator dengan variabelnya dan variabel pada blok lainnya. Bila nilai
antara indikator dengan variabelnya lebih tinggi dari korelasi dengan variabel blok
lain, hal ini menunjukan variabel tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka
dengan lebih baik dari blok lainnya. Ukuran discriminant validity lainnya adalah
bahwa nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk dengan
konstruk lainnya atau nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi anatara konstruk.
b. Evaluasi Struktural Model (Inner Model)
Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan
antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti (Yamin & Kurniawan, 2011).
Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan evaluasinya. Tahap
pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara konstrak. Hal ini dapat
dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang menggambarkan kekuatan
hubungan antara konstrak. Pengukuran path coefficient (β) memiliki nilai ambang
batas di atas 0.1 hal ini untuk menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud
mempunyai pengaruh di dalam model.
Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R² (coefficient of
determination). Pengklasifikasian nilai R² dibagi menjadi tiga yaitu, standar
pengukuran sekitar 0.67 sebagai kuat, sekitar 0.33 moderat dan di bawah 0.19
menunjukan tingkat varian yang lemah.
Tahap ketiga adalah dengan melihat nilai t-test dengan metode boostrapping
menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5% untuk menguji
hipotesis-hipotesis penelitian. Bila nilai t-test lebih besar dari 1.96 maka hipotesis
penelitian yang dibuat dapat diterima.
46