Page 14 - Sinar Tani Edisi 4104
P. 14

14                         Edisi 24 - 30 September 2025  |  No. 4104 Tahun LVI                                      A GRI  F AMILY



          Memanaskan Masakan




          Berulang Kali,



          Amankah?





          Bagi masyarakat Indonesia kebiasaan meng­
          hangat kan kembali masakan yang tak lang­
          sung habis sering menjadi pilihan praktis.
          Pertanyaannya, apakah  semua  jenis  makanan
          aman jika dipanaskan berulang kali?
       D               osen    Departemen     dapat   menjadi   media   berkem­


                                                 “Nasi yang sudah dingin pun
                       Gizi Masya rakat IPB
                       University, Dr Karina
                                              bangnya  Bacillus  cereus  bila di­
                       Rahmadia Ekawidyani,
                                              panas  kan ulang. Begitu juga dengan
                       menjelaskan,
                                       tidak
                                                               zat
                                                                    karsinogenik
                                              meng hasilkan
                       semua jenis makanan
          aman dipanaskan berulang kali. Pada   daging olahan yang berpotensi
                                              dari bahan pengawetnya,” papar
          dasarnya, semua makanan yang        Dr  Karina.    Ia  juga  mengingatkan,
          dimasak dengan benar bisa dipanas­  makanan buffet atau take away juga   makanan, bukan hanya di per­         3–4 bulan. Namun semakin lama
          kan kembali. Tetapi ada beberapa    perlu   diwaspadai.  Sebab,   tidak  mukaan. Disarankan memanas kan       disimpan, makanan berpotensi ke ­
          kategori makanan yang sebaiknya     jelas kapan dimasak dan apakah       hingga suhu bagian dalam men capai   hilangan kelembapan dan berubah
          dihindari untuk dipanaskan ulang    memenuhi      standar   keamanan     minimal 70°C selama dua menit, 75°C   rasa,” ujarnya seperti dikutip dari
          karena mengandung senyawa ter­      pangan.                              selama 30 detik, atau 80°C selama 6   laman IPB University.
          tentu atau berisiko terkontaminasi                                       detik.                                  Dr   Karina   juga  mengingat­
          bakteri.                               Tips Memanaskan                      Selain    proses    pemanasan,    kan agar masyarakat berhati­hati
            Karina mencontohkan, beberapa        Lebih  lanjut,  Dr  Karina  mengata­  cara penyim panan makanan juga   dalam     memanaskan     makanan
          jenis makanan yang dimaksud antara   kan, risiko utama dari konsumsi     memegang peran penting. Menurut­     yang disimpan. Makanan berkuah
          lain sayuran hijau atau sayuran tinggi   makanan yang dipanaskan ber ulang   nya, makanan yang baru dimasak,   disarankan direbus hingga men didih,
          nitrat seperti bayam, kale, wortel,   kali adalah keracunan makanan (food   jika tidak segera dimakan atau akan   sementara makanan tanpa kuah
          lobak,  dan  seledri.  Pemanasan    poisoning). Risiko ini muncul ter­   dimakan di lain waktu, sebaiknya     dapat dikukus, ditumis, dipang  gang,
          ulang pada bahan tersebut dapat     utama    jika  suhu   dan   durasi   dibagi ke dalam porsi kecil dalam    atau  dihangatkan  dengan  micro­
          menyebabkan perubahan menjadi       pemanasan tidak tepat.  Bakteri      kontainer tertutup rapat. Makanan    wave, oven, maupun air fryer. “Perlu
          senyawa    karsinogenik.    Selain  dapat berkembang cepat pada suhu     sisa pun harus disimpan dalam        diingat, makanan beku yang sudah
          itu,  makanan   berbasis   protein  antara 4°C–60°C.                     wadah kedap udara agar aman.         dicairkan  (thawing)  tidak  boleh
          seperti ayam dan telur juga rentan     Karena   itu,  ia  mengatakan,       “Kemudian makanan bisa di­        di bekukan   kembali.  Ini  sangat
          karena    berisiko  mengandung      pastikan suhu panas terdistribusi    simpan dalam chiller selama 3–4 hari   utama untuk menjaga kualitas dan
          bakteri Salmonella.                 merata hingga ke bagian dalam        atau dibekukan dalam freezer hingga   keamanan pangan,” katanya. Yul



          Daun Pisang Pembungkus



          Makanan, Berbahayakah?






                     agi masyarakat Indo­     makanan  seperti  dikutip  dari  laman
                     nesia,  daun    pisang   IPB University.
                     sering kali menjadi opsi    Menurut Tjahja, lilin alami tersebut
                     pembungkus makanan       bersifat hidrofobik dan non­toksik,
                     yang ramah lingkungan.   sehingga aman bila bersentuhan
       BTapi,               pernahkah   kita  langsung dengan makanan. Bahkan,
          bertanya  tentang  lapisan  putih   keberadaannya dapat membantu
          yang menempel di bawah daunnya,     menjaga makanan agar tidak cepat
          apakah aman atau justru berbahaya?  lembek  atau  rusak.  Meski  demikian,
            Menurut Dr Tjahja Muhandri,       ia mengingatkan daun pisang tetap
          dosen   Departemen     Ilmu   dan   perlu dicuci sebelum digunakan,
          Teknologi Pangan IPB University,    terutama jika terkontaminasi tanah,
          lapisan putih yang kerap terlihat   debu, atau pestisida.
          pada permukaan bawah daun pisang       Ia juga menekankan pentingnya     pada daun pisang perlu diwaspadai.   makanan.
          bukanlah kotoran, melainkan lilin   membedakan antara lilin alami dan       Dalam    praktik  membungkus         Untuk mengurangi lapisan lilin
          alami atau epikutikular wax.        lapisan putih yang terpisah dari daun.   makanan, Dr Tjahja menyarankan   tersebut, ia menyarankan, daun
            “Epikutikular wax  ini  berfungsi   Jika lapisan tersebut mudah terlepas,   penggunaan  bagian  atas  daun  pisang dapat dibersihkan dengan
          melindungi daun dari kehilangan     besar   kemungkinan    itu  adalah   pisang yang licin dan mengkilap      kain bersih yang sedikit lembap.
          air,  serangan    mikroorganisme,   kapang yakni mikroba dari kelompok   karena lebih bersih dan mudah        Setelah itu, proses pelayuan dengan
          serta menjaga kelenturannya,” kata   fungi yang memiliki filamen atau    dibersihkan.   Sementara    bagian   api kecil atau air panas dianjurkan
          Dr  Tjahja  dalam   penjelasannya   miselium. Kapang sendiri merupakan   bawah yang mengandung lilin putih    agar daun menjadi lebih lentur dan
          mengenai keamanan penggunaan        mikroba penting dalam mikrobiologi   tetap bisa digunakan, tetapi berisiko   tidak mudah sobek saat digunakan
          daun pisang sebagai pembungkus      pangan. Karena itu,  keberadaannya   meninggalkan serbuk putih pada       sebagai pembungkus. Yul
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19