Page 37 - E-modul Mikrobiologi Pangan
P. 37

Gambar 4.3. Tahapan kejadian pada intoksikasi botulism (C. botulinum)
                                          (Sumber: Ray dan Bhunia, 2014)

                     Toksin botulinum yang terkonsumsi bersama dengan pangan, akan diserap

            oleh usus halus dan diedarkan oleh darah ke syaraf perifer sehingga menghalangi

            transmisi  sinyal  dan  menyebabkan  paralisis  tidak  dapat  balik  pada  otot.  Gejala

            awal  berupa  gangguan  gastrointestinal  sperti  mual,  muntah,  diare dan  sembelit

            yang  dapat  terjadi  12-36  jam,  tetapi  dapat  juga  terjadi  2  jam  setelah  konsumsi
            botulin.  Sedangkan  gejala  neurologikal  dapat  terjadi  dalam  waktu  singkat,  jika

            botulin  dikonsumsi  dalam  jumlah  tinggi.  Konsentrasi  1  ng/kg  berat  badan  dapat

            menyebabkan  gejala  sakit  bahkan  kematian.  Gejala  neurologikal  meliputi
            gangguan penglihatan menjadi kabur, kesulitan menelan, bernafas dan berbicara,

            mulut kering, paralisis otot yang menyebar ke diafragma, paru-paru serta jantung.

                    Spora dapat bertahan hidup selama pengolahan pangan, bergerminasi dan

            tumbuh pada pangan yang disimpan pada suhu yang tidak tepat dalam waktu

            cukup  lama.  Botulism  sering  terjadi  pada  konsumsi  sayuran  dan  buah  dengan
            keasaman rendah seperti buncis, jagung, asparagus, bayam, jamur, buah pir, ikan

            yang difermentasi dan ikan asap. Pangan seperti madu, sirup jagung dan makanan

            yang kotor dapat terkontaminasi spora C. botulinum.








             Y O U R   L O G O                                                                      |  Page 33
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42