Page 18 - PATU2025_EBOOK_PUYUHPETELUR_4_
P. 18

Puyuh Petelur
                  Coturnix Coturnix Japonica


                  memiliki  kandungan  protein  kasar  yang  tinggi  (sekitar  24–28%)  untuk  mendukung
                  perkembangan otot dan organ. Kandungan energi juga cukup tinggi untuk memenuhi

                  kebutuhan metabolisme, dengan konsumsi pakan yang dimulai dari 8–10 gram per hari
                  dan meningkat menjadi 15 gram per hari pada akhir fase ini. Pada fase grower, yang

                  berlangsung  dari  usia  3  hingga  6  minggu,  kandungan  protein  dalam  pakan  sedikit

                  dikurangi  menjadi  sekitar  20–22%,  sementara  kandungan  energi  dipertahankan  atau
                  sedikit  ditingkatkan  untuk  mendukung  pertumbuhan  lanjut.  Pakan  diberikan  dengan

                  konsumsi  sekitar  15–20  gram  per  ekor  per  hari.  Fase  ini  juga  bertujuan  untuk
                  mempersiapkan puyuh menuju kematangan seksual. Fase layer dimulai setelah usia 6

                  minggu, dengan kandungan protein dalam pakan yang lebih rendah (sekitar 18–20%)

                  untuk mempertahankan produksi telur tanpa menyebabkan penambahan berat badan yang
                  berlebihan.  Kandungan  kalsium  pada fase ini juga harus meningkat  secara signifikan

                  (hingga  3,5–4%)  untuk  mendukung  pembentukan  cangkang  telur  yang  kuat,  dengan
                  konsumsi pakan harian sekitar 20–25 gram per ekor, tergantung pada tingkat produksi

                  telur dan kondisi lingkungan.

                         Ukuran  partikel  pakan  dapat  mempengaruhi  konsumsi  pakan,  dengan  ukuran
                  partikel  yang  lebih  kecil  (sekitar  2  mm)  terbukti  meningkatkan  konsumsi  pakan  dan

                  kinerja  produksi  telur  pada  puyuh  Jepang  (TraYvesBénarèceDJE  et  al.,  2023).
                  Kandungan  protein  dalam  ransum  pada  fase  starter  harus  tinggi  untuk  mendukung

                  pertumbuhan cepat, kemudian menurun seiring dengan kematangan puyuh, sementara
                  kandungan kalsium meningkat pada fase bertelur untuk memastikan kualitas cangkang

                  telur yang kuat (Hasanuddin et al., 2023). Bahan pakan yang biasa digunakan meliputi

                  jagung, tepung kedelai, dedak padi, dan sereal lainnya. Pada fase starter, sumber protein
                  sangat dibutuhkan, sementara pada fase bertelur, sumber kalsium seperti batu kapur dan

                  cangkang kerang lebih banyak diberikan. Suplementasi dengan bahan tambahan seperti
                  ekstrak daun noni atau tepung daun Moringa oleifera telah diteliti untuk meningkatkan

                  kinerja  dan  kualitas  telur.  Misalnya,  ekstrak  daun  noni  pada  tingkat  rendah  dapat
                  meningkatkan ketebalan cangkang telur dan indeks kualitas telur tanpa mempengaruhi

                  konsumsi pakan (Hasanuddin et al., 2023).

                         Manajemen  pemberian  pakan  yang  tepat,  termasuk  perubahan  pakan  sesuai
                  dengan fase pertumbuhannya, dapat memastikan kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan

                  kebutuhan  fisiologis  puyuh.  Ukuran  partikel  pakan  yang  lebih  kecil  (sekitar  2  mm)





                                                           13
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23