Page 62 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 62
VOLUME 03 | NOMOR 1 | JUNI 2019
Menjadi Sejarawan Cilik:
Belajar Sejarah dari Dekat
Nur Janti
Majalah Historia
jantinur.nj@gmail.com
ABSTRAK – Ada sebuah anggapan bahwa pelajaran sejarah adalah hal yang membosankan dan semata
hafalan tentang tahun dan tokoh. Padahal, mempelajari sejarah jauh dari hafalan karena sejatinya, tujuan
utama mempelajari sejarah adalah memahami bagaimana sesuatu bisa terjadi. Mengajarkan sejarah ke anak
SD harus dimulai dengan membangkitkan keingintahuan dan ketertarikannya pada sejarah. Ketertarikan itu
bisa muncul bila pengenalan sejarah dimulai dari sesuatu yang paling dekat dengan keseharian anak-anak.
Misalnya saja, memahami pohon keluarga, memahami asal nama desa, atau memahami asal usul permainan.
Perlahan, anak akan dikenalkan pada peristiwa-peristiwa besar tentang terbentuknya bangsa Indonesia,
namun semua itu tak bisa dilepaskan dari lingkungannya. Untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan
penghargaannya pada perjuangan kemerdekaan, anak akan dikenalkan dengan sumber sejarah yang nyata,
yang bisa mereka alami langsung dengan bertemu mantan pejuang atau mendatangi gedung bersejarah
di daerahnya. Mengenalkan sejarah tentang sesuatu yang jauh dari jangkauan anak (abstrak) hanya akan
menyulitkan imajinasinya. Itulah mengapa pelajaran sejarah menjadi semata hafalan dan menjemukan.
Karenanya, perlu dilakukan perubahan dalam pengajaran sejarah sejak dini dengan mengajak anak terlibat
langsung, menjadi sejarawan cilik. Mari menumbuhkan ketertarikan anak-anak pada cerita sejarah dan
mengajarkan sejarah dengan menyenangkan.
KATA KUNCI – pengajaran, sejarah, anak
ABSTRACT – There is a popular opinion that historical lesson is boring and it just tell about years and
characters that rely on memory. In fact, studying history is far from memorizing because the main purpose
is understanding the origin of something or some event. Therefore, teaching history to elementary school
children must begin with arousing curiosity and interest in past story. That attraction can arise if the
introduction of history starts from something closest to the daily lives of children. For example, knowing
the family tree, familiar with the origin of the village name, or understand the origin of the game. Slowly,
the children will be introduced to major events, such as history of Indonesian nation, yet the subject
matter cannot be separated from their life hood. To arouse their sense of nationalism and appreciation
for the struggle for independence, children will be introduced to historical sources, so they can meet
up ex-combatants or visiting historic buildings in their area. Introducing history about something out of
reach (abstract) will only complicate their imagination. That is why historical lessons become merely
memorizing and boring. Therefore, it is necessary to make changes in the way of teaching history in early
stage, by attract children to be involved directly, becoming child historians. Let’s grow children’s interest
in historical stories and teach history in a fun way.
KEYWORDS – teaching, history, children