Page 67 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 67
62 | Nur Janti
Pengamatan sejarah bagi anak bisa Keterkaitan materi dan pembahasan akan
dimulai dari rumah sebagai lingkungan ter- melibatkan tidak hanya pikiran tetapi juga
kecil, lalu sekolah, tetangga, dan lingkun- emosional, sehingga akan melahirkan ke-
gan lokal. Beberapa tema yang bisa diga- sadaran adanya kesinambungan sejarah di
li anak untuk mencari sejarahnya sendiri, luar dan di daerahnya sendiri serta antara
seperti sejarah keluarga, sejarah desanya masa lalu dengan apa yang terjadi seka-
tentang asal usul maupun perkembangan rang.
desa sesuai periodisasi, atau monumen se- Dengan mengajak anak menjadi seja-
jarah di daerahnya masing-masing. rawan cilik, siswa diajak berkeliling desa
Penyampaian sejarah memerlukan ke- memahami tempat-tempat bersejarah di
mampuan imajinasi untuk bisa menangkap daerah masing-masing atau mendengar
dan menghayati karena pada dasarnya sifat cerita dari tetua desa setempat. Lewat
sejarah abstrak. Karena itulah mengum- sini, anak akan diajak menghayati peristi-
pulkan jejak-jejak sejarah yang masih bisa wa-perstiwa sejarah, sehingga sejarah bu-
disaksikan menjadi penting untuk mem- kan semata ilmu kering penuh hafalan.
buat kisah sejarah terasa nyata, meski tidak Pengajaran sejarah bisa dimulai dari
bisa utuh, persis seperti peristiwa terjadi. sejarah keluarga, sejarah desa, atau sejar-
Namun paling tidak, anak merasakannya ah produk budaya yang mereka temui se-
langsung, menemui dan mendapat pen- hari-hari, seperti cara makan, cara berpa-
galaman sejarahnya. kaian, dan makanan yang mereka temui.
Dengan begitu, belajar sejarah bisa jadi Dengan demikian, pelajaran sejarah hadir
tak melulu hafalan. Ada beragam metode untuk memberi kesempatan anak mengenal
yang bisa dipilih untuk membuat anak perkembangan dunia sekitarnya, memaha-
lebih betah dan tertarik dengan pelajaran mi bahwa dunia terus berubah. Dengan be-
sejarah. Model bercerita yang menarik, gitu, anak bisa belajar tentang kehidupan
penggunaan audio-visual, atau kunjungan yang ada di sekelilingnya. Bukan dari ke-
ke situs sejarah juga bisa mempermudah hidupan raja-raja dan panglima yang bisa
anak memahami sejarah tanpa perlu mera- jadi tak ada urusan langsung dengan ke-
sa bosan, dan tentu menulis sejarahnya hidupan keseharian anak SD.
sendiri. “Kami tidak menganut cara pembe-
Namun, bila materi sejarah yang diber- lajaran sejarah dengan mengacu pada
ikan tetap berat dipikir untuk dunia anak raja-raja, para panglima, dan poli-
dan lagi-lagi membahas masalah politik, tik tinggi, tetapi tentang sejarah ke-
agaknya anak perlu dikenalkan dengan hidupan sehari-hari, bagaimana orang
sejarah yang lebih konkret dan dekat den- makan, berpakaian, membangun ru-
gan mereka, seperti tema-tema yang sudah mah, bergaul, bermain, bekerja, dan
belajar di masa lalu. Juga tentu saja
disebut sebelumnya. Bila kemudian anak tentang penderitaan akibat kerja bak-
diharuskan memahami peristiwa proklam- tu, perang, penyakit, dan eksploitasi
asi, maka guru sebisa mungkin juga men- oleh kaum yang lebih berkuasa,” (YB
jelaskan peristiwa yang terjadi di daer- Mangunwijaya)
ahnya sendiri tepat di momen proklamasi. Dengan materi yang dekat dengan
Jurnal Sejarah