Page 96 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 96
Mohammad Hatta dan Sejarah Sebagai Pendidikan | 91
PENDAHULUAN ah, khususnya sejarah nasional. M. Yamin
menghasilkan karangan-karangan sejarah
ejarah dalam perjalanan bangsa In- yang jelas sekali mencerminkan nasional-
donesia memiliki peran yang sig- ismenya, antara lain tentang Gadjah Mada
Snifikan. Pengaruh sejarah hampir dan Diponegoro (Kartodirdjo, 2014: 31).
selalu terlihat pada setiap masa yang dig- M. Yamin memang bukan seorang sejar-
erakkan oleh berbagai tokoh, termasuk to- awan akdemik, melainkan seorang politi-
koh-tokoh nasionalis Indonesia. Sukarno kus. Namun, memiliki kegemaran terhadap
dan Yamin menjadi sedikit contoh akan sejarah dan diejawantahkan melalui karan-
perhatiannya yang diberikan kepada seja- gan-karangannya tentang sejarah.
rah. Perhatian mereka terhadap sejarah di- Dengan melihat Sukarno dan M. Yam-
representasikan ke dalam beberapa bentuk, in, terdapat hal unik di mana tokoh-tokoh
baik secara lisan maupun tulisan. Namun, nasionalis atau politikus pada masa perge-
tetap menempatkan sejarah sebagai faktor rakan hingga akhir masa pemerintahan
penting, terutama guna membangun se- Sukarno memberikan perhatian terhadap
buah bangsa. Pada hakikatnya, dalam pem- sejarah, baik sejarah sebagai peristiwa,
bentukan suatu bangsa ada faktor-faktor maupun sejarah sebagai ilmu. Di sisi lain,
historis yang banyak dan kompleks sifat- Mohammad Hatta sebagai tokoh perger-
nya (Kartodirdjo, 2014: 326). Penempatan akan sekaligus tokoh nasionalis turut
sejarah semacam ini sesuai dengan latar memberikan perhatian terhadap sejarah.
belakang mereka sebagai tokoh nasionalis. Hatta merupakan seorang pemikir yang
Perhatian Sukarno terhadap sejarah kompleks. Selain dikenal sebagai pemikir
dapat dilihat melalui pidato yang disam- ekonomi dan politik, Hatta tercatat pernah
paikan. Pidato pada 17 Agustus 1966 di ha- menuliskan pandangannya tentang sejarah
dapan MPRS menjadi sebuah pidato mon- dalam bentuk gagasan maupun kritik yang
umental, di mana Sukarno menyampaikan, berkaitan dengan sejarah. Pandangan Hat-
“Jangan sekali-sekali melupakan sejarah”. ta terhadap sejarah menjadi sesuatu yang
Dari kalimat tersebut, kemudian lahir isti- menarik untuk dikaji, mengingat seringkali
lah “Jas Merah”. Jas merah, menurut A.H. diidentikan dengan pemikiran ekonomi dan
Nasution merupakan akronim yang dibuat politik. Bentuk pandangan yang dikemu-
oleh Kesatuan Aksi, sedangkan judul pida- kakan Hatta tentang sejarah tersebut yang
to ditulis oleh Sukarno sendiri, yakni ”Kar- membedakan posisi Hatta dengan tokoh
no Mempertahankan Garis Politiknya yang nasionalis lainnya.
Berlaku, Jangan Sekali-kali Meninggal- Hatta sebagai tokoh yang dipandang
kan Sejarah” (Mahfud, 2015: Sindonews. memiliki integritas dan intelektualitas
com). Melalui pidato tersebut, menunjuk- mumpuni memiliki kesadaran tinggi akan
kan adanya atensi Sukarno terhadap sejar- pentingnya ilmu. Sejarah sebagai ilmu
ah sekaligus menempatkan sejarah sebagai yang mengkaji peristiwa masa lalu juga ti-
salah satu unsur penting dalam kehidupan. dak lepas dari perhatian Hatta. Dari masa
Tokoh nasionalis lain, yakni M. Yamin, pergerakan nasional, pandangan tentang
juga memberikan perhatian kepada sejar- sejarah sudah dikemukakan oleh Hatta,
Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019