Page 98 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 98
Mohammad Hatta dan Sejarah Sebagai Pendidikan | 93
keadaan yang terjadi sekali lalu, yang ti- ya disinggung, di sini terlihat kecermatan
dak berulang kembali, dan kejadian-keja- Hatta dalam memandang sejarah, khususn-
dian yang berlalu itu, yang terjadi sekali ya sebagai ilmu.
saja ialah sejarah (Hatta, 1960: 36). Hat- Pengertian menjadi sesuatu yang men-
ta dalam metode historika, tidak disebut- dasar dalam sebuah ilmu karena berkaitan
kan tahapan-tahapan seperti yang dikenal dengan hakikat. Jika melihat pengertian
dalam studi sejarah, yaitu heuristik, veri- sejarah, maka hal yang seringkali muncul
fikasi, interpretasi, dan historiografi. Na- adalah mengenai peristiwa masa lampau.
mun, dijelaskan Hatta mengenai metode Namun, terdapat hal menarik dari penger-
historika, bahwa hasil penelitian menggu- tian sejarah oleh Mohammad Hatta, bahwa
nakan metode historika dapat dikatakan sejarah bukan sekedar masa lalu. Sejarah
mengupas yang terjadi sekali lalu dan wujudnya memberikan pengertian dari
menyusun keadaan yang diterangkan itu pada masa lalu (Hatta, 1960: 54). Selama
menurut tempat dan waktu (Hatta, 1960: sejarawan hanya menceritakan peristiwa
36). Pandangan tersebut sudah dapat me- maka belum dianggap menulis sejarah.
wakili apa yang disebut metode sejarah Pengertian tersebut menunjukkan bahwa
yang terdiri dari empat tahap, meskipun sejarah memerlukan interpretasi, di mana
masih dalam konteks yang sederhana. Ber- seorang sejarawan melakukan penafsiran
kaitan dengan sejarah sebagai ilmu, Hatta yang berpegang pada filsafat sejarah atau
(1960:54) menuliskan sebagai berikut. frame of reference. Filsafat sejarah bertu-
“Tidak benar, kalau dikatakan bah- juan untuk memberikan arti atau makna
wa sedjarah hanja mentjeritakan apa kepada seluruh sejarah kegiatan manusia,
jang sudah terdjadi. Sedjarah me- kepada pola keseragaman dan keragaman
mang bersangkut dengan kedjadian dari gerak-gerak kegiatan manusia pada
dimasa jang lalu, tetapi kedjadian itu masa lampau (Sjamsuddin, 2012: 124).
dikupasnja dengan menerangkan per- Lebih sederhananya memberikan penjela-
hubungan sebab dan akibat, hingga san atau pengertian mengenai sebab terjad-
orang akan mengerti akan kedudukan
hal itu. Kedjadian itu dipandangnja inya suatu peristiwa, serta seberapa pent-
sebagai satu masalah! Sebab itu sed- ingnya peristiwa tersebut bagi kehidupan
jarah adalah ilmu”. manusia.
Dari pandangan tersebut, terlihat aspek Meski sejarah disusun berdasarkan
kausalitas dalam sejarah juga diperhatikan sumber-sumber dan menggunakan metode
oleh Hatta. Kausalitas dalam arti sederha- serta metodologi, tetapi mustahil untuk
na merupakan sebab-akibat. Menunjuk- menyajikan karya sejarah yang melu-
kan kausalitas sesungguhnya merupakan kiskan peristiwa secara utuh. Ini disadari
inti dari penjelasan sejarah, yang dihara- oleh Hatta, melalui pandangannya bahwa
pkan dari penjelasan itu tidak lain adalah sejarah bukan melahirkan lukisan yang
jawaban terhadap pertanyaan (Kartodirdjo, lengkap dari masa lalu, karena itu tidak
2014: 110). Kausalitas menjadi aspek pent- dapat dilakukan, sehingga mustahil dapat
ing dalam merekonstruksi sejarah, teruta- disusun semua rangkaian peristiwa ke da-
ma bagi sejarawan akademisi. Meski han- lam otak kita (Hatta, 1960: 54). Sejarah
Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019