Page 36 - C:\Users\ASUS-PC\Downloads\BUKU ETNOSAINS\
P. 36
menyimpulkan bahwa kilatnya menyambar bagian depan gerbong sebelum
menyambar bagian belakangnya.
Eksperimen pemikiran ini dengan jelas menunjukkan bahwa dua kejadian
yang terlihat terjadi serentak bagi pengamat O, tidak terlihat serentak bagi
pengamat O’. Dengan kata lain, kejadian yang terjadi secara serentak dalam
satu kerangka acuan tidak selalu terjadi secara serentak dalam kerangka acuan
yang bergerak relatif terhadapnya. Artinya, keserentakan bukanlah konsep yang
mutlak, melainkan bergantung pada kecepatan relatif dari pengamatnya.
Siapa yang Benar?
Dalam Gambar 2.1 dua pengamat mengamati dua sambaran petir secara
bersamaan. Pertanyaannya, siapa yang benar?
Masing-masing pengamat sebenarnya benar dalam kerangka acuan
mereka sendiri. Hal ini disebabkan oleh prinsip relativitas yang menyatakan
bahwa tidak ada kerangka acuan inersia yang istimewa. Dengan kata lain, tidak
ada cara untuk menentukan kerangka acuan mana yang "benar" dan mana
yang "salah".
Kedua pengamat mencapai kesimpulan yang berbeda karena konsep
simultanitas tidak mutlak. Simultanitas adalah peristiwa yang terjadi pada saat
yang sama. Namun, dalam relativitas, simultanitas bergantung pada kerangka
acuan pengamat. Bagi pengamat yang bergerak relative terhadap satu sama
lain, peristiwa yang tampak simultan bagi satu pengamat mungkin tidak simultan
bagi pengamat lain.
Oleh karena itu, dalam situasi ini, tidak ada pengamat yang "benar" atau
"salah". Keduanya benar dalam kerangka acuan mereka masing-masing. Hal
ini menunjukkan bahwa relativitas adalah teori yang sangat kontra-intuitif, dan
dapat sulit untuk dipahami pada awalnya. Namun, ini adalah teori yang sangat
penting yang telah membantu kita untuk memahami alam semesta dengan cara
yang baru.
Selanjutnya Untuk mengetahui rumus persamaan dilatasi waktu maka
tinjaulah dua kejadian yang sama, misalnya A dan B dalam pandangan
pengamat kedua (O’) yang bergerak dengan kecepatan v terhadap pengamat