Page 24 - test
P. 24
Keselarasan Penganggaran dengan Perencanaan dantata Kelola organisasi

Faktor utama yang menyebabkan kendala di atas adalah penerapan struktur
anggaran yang terlalu berpusat pada kerangka organisasi sehingga tidak fokus
terhadap kerangka logis pencapaian kinerja. Hal ini kurang sesuai dengan tujuan akhir
suatu organisasi yang diukur berdasarkan penerapan kinerja yang telah ditetapkan,
bukan semata akuntabilitas tata kelola organisasi. Penerapan penuh PBK memerlukan
penguatan strategi yang diawali dengan penataan struktur anggaran yang baru.

Struktur anggaran yang baru menggunakan pendekatan program dengan
berbasis pada outcome dengan komponen sebagaimana gambar berikut:

P OUTCOME INDIKATOR TARGET
R
OG OUTPUT INDIKATOR TARGET

R AKTIVITAS
A
M INPUT

Gambar 2.2.4. Arsitektur RKA-K/L Berbasis pada Kerangka Logika Program

Penjelasan komponen suatu program: 17
Input : Sumber daya atau prasyarat yang dibutuhkan selama aktivitas

berlangsung guna menghasilkan dan men-deliver output.
Aktivitas : Proses yang diperlukan untuk menghasilkan output atau mekanisme

mengkonversi input menjadi output.
Output : Suatu produk akhir yang dihasilkan dari serangkaian proses yang

diperuntukan bagi customer atau target group agar outcome dapat
terwujud
Outcome : Keadaan yang ingin dicapai atau dipertahankan pada penerima manfaat
dalam periode waktu tertentu (jangka pendek, menengah, dan panjang).

Berdasarkan komposisi di atas, terlihat suatu rangkaian hubungan antara
kondisi yang diinginkan oleh suatu program dengan strategi untuk mencapai kondisi
tersebut. Pengalokasian anggaran yang efektif harus selaras dengan struktur logika
yang dibangun dalam arsitektur di atas. Dengan adanya kerangka logis yang baru,
diharapkan proses pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di masing-masing
tingkatan manajerial/eselonisasi akan teridentifikasi dengan lebih baik.

Selain itu, kerangka logis dimaksud juga mendefinisikan pencapaian output dan
outcome sebagai satu kesatuan hasil koordinasi tugas dan fungsi seluruh tingkatan
manajerial/eselonisasi dalam satu unit organisasi. Metode kerja yang tidak koordinatif
dan cenderung terkotak-kotak (siloisme) atas suatu pencapaian tujuan organisasi

Biro Perencanaan Dan Keuangan
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29