Page 25 - test
P. 25
Keselarasan Penganggaran dengan Perencanaan dantata Kelola organisasi
menjadi salah satu kendala yang hendak diperbaiki melalui penerapan kerangka logis
anggaran yang baru. Dengan demikian, anggaran yang dialokasikan pada suatu unit
eselon I mencerminkan suatu kesatuan utuh atas total biaya untuk menghasilkan
suatu program yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya.
2.3 Mengintegrasikan Anggaran Operasional dan Anggaran Modal
Keputusan organisasi untuk melakukan investasi belanja modal memiliki implikasi
jangka panjang. Hal ini disebabkan karena keputusan tersebut dapat berpotensi
mempengaruhi struktur pembiayaan dan kegiatan operasionalnya di masa depan. Dengan
adanya investasi belanja modal, organisasi juga diharuskan untuk mengalokasikan
anggaran tambahan untuk mengakomodasi biaya-biaya yang muncul sebagai akibat dari
pelaksanaan belanja modal tersebut (seperti biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan).
Oleh karena itu, perlu adanya integrasi antara belanja modal dan belanja operasional untuk
memastikan konsekuensi jangka panjang dari keputusan anggaran ini, atau kebijakan whole
of life costing.
Integrasi antara belanja modal dan belanja operasional harus memperhatikan aspek
manajerial dan ketersediaan sumber daya serta telah melalui proses perencanaan yang
mencakup beberapa tahun anggaran. Belanja modal tidak selalu ada setiap tahun anggaran,
sehingga alokasi dana dalam rangka membiayai hal-hal operasional yang berkaitan dengan
belanja modal tersebut menjadi sangat penting. Dengan adanya siklus perencanaan belanja
modal serta manajemen aset yang baik akan dapat mengurangi resiko kesulitan pendanaan
yang disebabkan oleh investasi-investasi besar yang terjadi dalam suatu tahun anggaran.
Proses perencanaan belanja modal merupakan suatu penilaian jangka panjang
terhadap prioritas belanja modal apa saja yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi
beserta dengan pendanaannya. Anggaran untuk belanja modal mengidentifikasikan semua
pembelian aset baru (dalam hal ini, pengeluaran untuk barang/jasa yang diharapkan dapat
memberikan manfaat lebih dari satu tahun), beberapa penghapusan yang direncanakan
serta biaya-biaya yang dapat dikapitalisasikan, seperti perangkat pendukung untuk aset
yang ada atau aset yang dikembangkan secara internal/swakelola seperti perangkat lunak.
Secara umum, anggaran belanja modal biasanya meliputi:
a. gambaran usulan pengeluaran belanja modal selama periode perencanaan belanja
modal tersebut;
b. gambaran sumber pendanaan per tahun (misalnya, cadangan penyusutan, dana
realokasi dan pendanaan eksternal), dan akumulasi dampaknya terhadap cadangan
aset yang ada; dan
c. daftar ringkasan proyek-proyek modal yang diusulkan per kategori, termasuk detail
penjelasannya (termasuk timeframe dan milestone-nya).
18 Framework Penganggaran Berbasis Kinerja
Better Practice Guide
menjadi salah satu kendala yang hendak diperbaiki melalui penerapan kerangka logis
anggaran yang baru. Dengan demikian, anggaran yang dialokasikan pada suatu unit
eselon I mencerminkan suatu kesatuan utuh atas total biaya untuk menghasilkan
suatu program yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya.
2.3 Mengintegrasikan Anggaran Operasional dan Anggaran Modal
Keputusan organisasi untuk melakukan investasi belanja modal memiliki implikasi
jangka panjang. Hal ini disebabkan karena keputusan tersebut dapat berpotensi
mempengaruhi struktur pembiayaan dan kegiatan operasionalnya di masa depan. Dengan
adanya investasi belanja modal, organisasi juga diharuskan untuk mengalokasikan
anggaran tambahan untuk mengakomodasi biaya-biaya yang muncul sebagai akibat dari
pelaksanaan belanja modal tersebut (seperti biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan).
Oleh karena itu, perlu adanya integrasi antara belanja modal dan belanja operasional untuk
memastikan konsekuensi jangka panjang dari keputusan anggaran ini, atau kebijakan whole
of life costing.
Integrasi antara belanja modal dan belanja operasional harus memperhatikan aspek
manajerial dan ketersediaan sumber daya serta telah melalui proses perencanaan yang
mencakup beberapa tahun anggaran. Belanja modal tidak selalu ada setiap tahun anggaran,
sehingga alokasi dana dalam rangka membiayai hal-hal operasional yang berkaitan dengan
belanja modal tersebut menjadi sangat penting. Dengan adanya siklus perencanaan belanja
modal serta manajemen aset yang baik akan dapat mengurangi resiko kesulitan pendanaan
yang disebabkan oleh investasi-investasi besar yang terjadi dalam suatu tahun anggaran.
Proses perencanaan belanja modal merupakan suatu penilaian jangka panjang
terhadap prioritas belanja modal apa saja yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi
beserta dengan pendanaannya. Anggaran untuk belanja modal mengidentifikasikan semua
pembelian aset baru (dalam hal ini, pengeluaran untuk barang/jasa yang diharapkan dapat
memberikan manfaat lebih dari satu tahun), beberapa penghapusan yang direncanakan
serta biaya-biaya yang dapat dikapitalisasikan, seperti perangkat pendukung untuk aset
yang ada atau aset yang dikembangkan secara internal/swakelola seperti perangkat lunak.
Secara umum, anggaran belanja modal biasanya meliputi:
a. gambaran usulan pengeluaran belanja modal selama periode perencanaan belanja
modal tersebut;
b. gambaran sumber pendanaan per tahun (misalnya, cadangan penyusutan, dana
realokasi dan pendanaan eksternal), dan akumulasi dampaknya terhadap cadangan
aset yang ada; dan
c. daftar ringkasan proyek-proyek modal yang diusulkan per kategori, termasuk detail
penjelasannya (termasuk timeframe dan milestone-nya).
18 Framework Penganggaran Berbasis Kinerja
Better Practice Guide