Page 23 - test
P. 23
Keselarasan Penganggaran dengan Perencanaan dantata Kelola organisasi
perundang-undangan. Hal ini diperlukan agar terjadi keselarasan antara dokumen
anggaran dengan dokumen manajemen kinerja, baik dari segi kalender, tata kelola,
maupun substansinya.
b. Menyelaraskan Alokasi Anggaran dengan Arsitektur Anggaran
Struktur anggaran merupakan gabungan informasi atas target kinerja yang
direncanakan dan anggaran yang dibutuhkan. Struktur anggaran yang diterapkan
pada tahap awal reformasi sistem perencanaan dan penganggaran telah berhasil
mengantarkan transformasi orientasi penganggaran dari sebelumnya dijalankan
murni berdasarkan input-based menjadi lebih ke arah PBK dengan berbasis pada
output. Hal tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
ESELON I PROGRAM IKU PROGRAM
OUTCOME
ESELON II KEGIATAN IKK
OUTPUT
KOMPONEN
Gambar 2.2.3. Arsitektur RKA-K/L berdasarkan Struktur Organisasi
Struktur anggaran di atas fokus pada kejelasan keterkaitan hubungan antara
perencanaan dan penganggaran yang merefleksikan keselarasan antara kebijakan
(top down) dan pelaksanaan kebijakan (bottom up). Akan tetapi, setelah dilakukan
evaluasi atas penerapan arsitektur struktur anggaran di atas ditemukan beberapa
kendala yaitu:
i. Output yang disajikan sebenarnya masih tergolong sebagai input, sehingga
jumlah output masih terlalu banyak dan terlalu rinci;
ii. Tidak tersajinya rangkaian hubungan antara kegiatan dengan tujuan program,
antar kegiatan, antar output, sub output, dan komponen-komponennya.
iii. Seringkali dalam pelaksanaannya apabila terdapat suatu kebijakan anggaran
(contoh: pemotongan anggaran) tidak mempengaruhi outcome yang ingin
dicapai oleh unit.
16 Framework Penganggaran Berbasis Kinerja
Better Practice Guide
perundang-undangan. Hal ini diperlukan agar terjadi keselarasan antara dokumen
anggaran dengan dokumen manajemen kinerja, baik dari segi kalender, tata kelola,
maupun substansinya.
b. Menyelaraskan Alokasi Anggaran dengan Arsitektur Anggaran
Struktur anggaran merupakan gabungan informasi atas target kinerja yang
direncanakan dan anggaran yang dibutuhkan. Struktur anggaran yang diterapkan
pada tahap awal reformasi sistem perencanaan dan penganggaran telah berhasil
mengantarkan transformasi orientasi penganggaran dari sebelumnya dijalankan
murni berdasarkan input-based menjadi lebih ke arah PBK dengan berbasis pada
output. Hal tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
ESELON I PROGRAM IKU PROGRAM
OUTCOME
ESELON II KEGIATAN IKK
OUTPUT
KOMPONEN
Gambar 2.2.3. Arsitektur RKA-K/L berdasarkan Struktur Organisasi
Struktur anggaran di atas fokus pada kejelasan keterkaitan hubungan antara
perencanaan dan penganggaran yang merefleksikan keselarasan antara kebijakan
(top down) dan pelaksanaan kebijakan (bottom up). Akan tetapi, setelah dilakukan
evaluasi atas penerapan arsitektur struktur anggaran di atas ditemukan beberapa
kendala yaitu:
i. Output yang disajikan sebenarnya masih tergolong sebagai input, sehingga
jumlah output masih terlalu banyak dan terlalu rinci;
ii. Tidak tersajinya rangkaian hubungan antara kegiatan dengan tujuan program,
antar kegiatan, antar output, sub output, dan komponen-komponennya.
iii. Seringkali dalam pelaksanaannya apabila terdapat suatu kebijakan anggaran
(contoh: pemotongan anggaran) tidak mempengaruhi outcome yang ingin
dicapai oleh unit.
16 Framework Penganggaran Berbasis Kinerja
Better Practice Guide