Page 30 - Buku Ajar Sejarah Lokal Indragiri Hulu
P. 30

Setelah  penyerangan  Belanda  ke  kota  Rengat  membuat  keadaan  kota

            rengat mennjadi kacau, dan tidak terkendali. Kekacauan ini mencangkup dalam
            berbagai aspek baik dari sosial, ekonomi, politik dan psikologi rakyat Rengat.

            1.       Kondisi Psikologis

                    Dentuman suara bom dan desingan peluru yang membabi buta, menjadi
            momok  yang  sangat  menakutkan,  bagaimana  tidak,  dengan  sekali  dentuman

            bom mayat-mayat berserakan dan darah berhamburan kesana kemari, setelah
            bom jatuh dan dilhat tidak ada lagi bagian-bagian tubuh yang utuh, semuaya

            bercerai-berai.  Kondisi  seperti  ini  yang  terbayang  oleh  H.  Himron  Saheman
            pada saat peristiwa ini terjadi.

                    Disamping  itu  rasa  trauma  mendengar  mesin  pesawat  terbang  yang

            terbang rendah di saat pasukan TNI latihan, menimbulkan ketakutan tersendiri
            bagi mereka-mereka yang mengalami peristiwa 5 januari ini. Terlebih lagi jika

            melihat  tayangan-tayangan  di  TV  tentang  perperangan,  secara  tidak  sengaja
            dapat  membuat  meneteskan  air  mata,  walaupun  itu  hanya  sebuah  adegan

            perang dalam sebuah Film. hal inilah yang dialami oleh seorang nenek dari ibu
            opet yang merupakan pelaku sejarah, saat beliau bercerita ketika beliau masih

                                  20
            hidup kepada ibu opet.
            2.    Kondisi Sosial
                  Peristiwa  yang  yang  sangat  mencengkam  pada  5  januari  1949  ini

            membuat keadaan masyarakat rengat menjadi semakin sepi, bagaimana tidak,

            sebanyak  lebih  kurang  dua  ribuan  masyarakat  rengat  dibantai  habis-habisan
            tidak peduli militer ataupun sipil. Kondisi inilah  yang membuat kota Rengat

            yang sebelumn peristiwa ini terjadi sangatlah ramai dan padat akan aktivitas
            harian,  seperti,  berjualan  bertani,  dan  juga  transaksi  jual  beli  lainya.  Suara

            hiruk  pikuk  anak-anak  yang  berlarian  kesana  kemari  sudah  menjadi  suatu


            20
               ibid


                                                  25
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35