Page 237 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 237
Dr. Irving Finkel
lagi-lagi, ini tampak seperti penyuntingan yang ceroboh. Jika
kedua baris itu disatukan untuk mencakup semua makhluk hidup,
jinak maupun liar, mereka seharusnya membentuk satu bait.
Ucapan Utnapishti telah dijabarkan melebihi keperluan masuk
akal yang cukup memadai menurut potongan tablet Smith dari
Assyria sezaman yang dikutip di atas.
Berdasarkan bukti-bukti ini, kita bisa mengatakan, bila semua
hal lain dianggap sebanding, bahwa sementara narasi Babilonia
Kuno peduli dengan penyelamatan kehidupan, tradisi Assyria
Akhir lebih memikirkan tentang penyelamatan peradaban …
Untuk meringkas semua ini dengan singkat:
Atrahasis Babilonia Kuno: binatang ternak biasa; burung;
binatang jinak; binatang liar; ‘2’
[x 2]
Nippur Babilonia Madya: binatang liar dan burung (seperti
yang dipertahankan).
Smith dari Assyria: binatang jinak dan binatang liar
bukan pemakan daging.
Tablet Bahtera: 2 × 2 binatang liar.
Mungkin konsep Babilonia yang mendasarinya adalah ‘semua
binatang, jinak atau liar’ tetapi tidak dinyatakan demikian.
Hanya Gilgamesh XI yang menggunakan kata ‘semua’. Hanya
Atrahasis Babilonia Kuno yang menyebutkan burung-burung di
atas perahu meskipun Babilonia Madya memasukkan mereka
ke dalam rencana Ea. Ada tiga kategori binatang yang terlibat
dalam versi-versi tersebut: jinak, liar, dan liar bukan pemakan
daging. Menghindari para pemangsa tentu saja akan menjadi
http://facebook.com/indonesiapustaka tanpa jenis binatang jinak, tetap merupakan sebuah penemuan
sebuah kebijakan Bahtera yang masuk akal.
Tablet Bahtera, dengan sepasang-demi-sepasang, meskipun
yang ajaib!
226

