Page 408 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 408
PEMBUATAN BAHTERA—LAPORAN TEKNIS (BERSAMA MARK WILSON)
resmi dan mudah dipahami dibandingkan sebuah alat ukur
yang sesungguhnya. Gading-gading Bahtera itu dengan demikian
berukuran sepuluh nindan panjangnya dan kira-kira tiga puluh
jari lebarnya.
Sedangkan untuk bentuk penampangnya teks kuneiform
itu tidak memberikan keterangan, tetapi ini tidak syak lagi
tersirat dalam nama ‘rusuk’ atau ‘gading-gading’, yang pastinya
memiliki penggunaan teknis dalam pembuatan perahu. Kita dapat
memperoleh semua yang perlu kita ketahui dari bagian-bagian
yang sesuai dalam guffa tradisional, yang dijelaskan oleh Hornell
sebagai ‘kayu bubut’, yang berarti mereka memiliki penampang
persegi panjang. Mereka dibuat dari kayu lenting, dan dianyam
menjadi keranjang untuk lambung perahu di bawah tekanan
sebagai sumber utama kekakuan struktur ini. Mereka merentang
dari bibir perahu ke dinding dan melintasi alas perahu, tetapi
tidak semuanya diarahkan ke pusat. Alih-alih, masing-masing dari
rangkaian ditempatkan di luar sudut dinding sehingga mereka
merentang sejajar melintasi alas ke satu sisi pusat perahu. Gading-
gading ini kemudian saling menganyam dengan rangkaian kedua
yang dipasang 90° dengan rangkaian pertama, seperti ini:
http://facebook.com/indonesiapustaka Gambar rancangan Bahtera dengan dua rangkaian gading-gading
dipasang pada sudut 90°.
397

