Page 411 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 411
Dr. Irving Finkel
ruang lantai gedung mana pun yang dicakup oleh penyangga
dinding. Bahkan, jika angka ini tidak dimaksudkan untuk apa pun
selain perangkat literer (yang tampaknya mungkin bagi kami),
penyangga-penyangga ini pastinya dirancang untuk menahan
beban dari struktur di dek atas, bukannya sekadar disusun berjajar
di lantai seperti sebuah hutan.
Meskipun lantai atas atau dek ini tidak disebutkan di dalam
teks, kami yakin bahwa ini adalah tujuan dari adanya penyangga
dari tinggi mereka—yakni setengah dari tinggi Bahtera—dari
bentuk mereka, dan dari jumlah mereka, yang akan mencukupi
untuk tujuan tersebut. Kemudian kita diberi tahu bahwa kabin-
kabin telah dibuat ‘di atas dan di bawah’, dan sangat mungkin
bahwa lantai kabin-kabin atas dimaksudkan untuk dipahami
begitu saja sebagai lantai atas, sehingga menghemat penjelasan.
Lapisan lantai ini akan membagi ruang bagian dalam perahu
menjadi dua dek luas yang masing-masingnya setinggi tiga meter.
Kabin-kabin semacam itu biasanya digambarkan terbuat dari
kayu, tetapi ini mungkin maksudnya adalah memiliki rangka kayu
dengan dinding berupa anyaman keranjang, sebuah gagasan yang
didukung oleh akar kata kerja yang digunakan untuk konstruksi
mereka—rakāsu—yang melibatkan gagasan ‘mengikat’. Kabin-
kabin itu melengkapi bagian-bagian struktural Bahtera, dan
menghasilkan penampang perahu yang mungkin digambarkan
seperti berikut ini:
Deck Upper
cabin
http://facebook.com/indonesiapustaka Bahtera memperlihatkan penyangga-penyangganya, dek, dan kabin-kabin
½ nindan
Stanchions
½ cubit
thick
Lower cabin
atas dan bawah.
400

