Page 423 - My FlipBook
P. 423
Tantangan Pemikiran dan Ideologi Klasik & Kontemporer
Dalam konteks ini, respon agama terhadap fenomena tersebut berbeda-beda sesuai
dengan karakteristik teologis dan doktrinalnya; kedua, menimbulkan interaksi
antar agama dan komunitas beragama. Hal ini berakibat pada kesadaran untuk
“membaca” kembali doktrin-doktrin tradisional mereka dan juga membuka
identitas historis mereka; ketiga, menciptakan konteks baru bagi berbagai teori
pluralisme agama yang merupakan akibat dari interaksi agama yang sangat
pesat. 328
Dalam konteks inilah kemudian terdapat problem akademis yang perlu
dijelaskan; apakah diskursus pluralisme agama berorientasi secara autentik
kepada terwujudnya kehidupan dalam suasana harmoni dan ko-eksistensi seperti
yang diklaim oleh umumnya pemikir pluralis muslim di tanah air, ataukah justeru
mengandung makna sekaligus seruan afirmasi kesamaan Agama-Agama dalam
perspektif relativisme murni atau sinkretisme agama, yang kemudian melahirkan
respon negatif dari para tokoh-tokoh dan teolog dari berbagai Agama itu
329
sendiri.
Pengertian Pluralisme Agama
Dalam wacana dan kajian-kajian ilmiah tentang pluralisme agama terdapat
dua kata yang seringkali diungkapkan oleh para ahli dan terkesan tumpang tindih;
pluralitas dan pluralisme. Secara etimologis, kedua kata tersebut berasal dari kata
dasar ‘plural’ dan masing-masing merupakan terjemahan dari dua kata dalam
bahasa Inggris ‘plurality’ dan ‘pluralism’. Kata ‘plurality’ (pluralitas) dalam
kamus berarti “kondisi majemuk atau berbilang”. Sedangkan kata ‘pluralism’
(pluralisme) dalam Oxford Dictionary bermakna ganda; (a) the existence in one
society of a number of groups that belong to different races or have different
political or religious beliefs (keberadaan kelompok-kelompok yang berbeda dari
segi etnis, politik dan keyakinan agama dalam suatu masyarakat) dan (b) the
principle that these different groups can live together in peace in one society (suatu
328 Adnan Aslan, Menyingkap Kebenaran; Pluralisme Agama dalam Filsafat Islam dan Kristen
Seyyed Hossein Nasr dan John Hick (Bandung: Alifya, 2004), cet. I, hal. 147-148.
329 Lebih lanjut, baca, Adian Husaini, Pluralisme Musuh Agama-Agama :Pandangan Katolik,
Protestan,Hindu, dan Islam Terhadap Pluralisme Agama (Jakarta: Dewan Dakwah Islam
Indonesia, 2010), Cet. 1
411