Page 428 - My FlipBook
P. 428

Bagian Kempat



            tampak  kemudian  sangat  berpengaruh  pada  penggagas  pluralisme  religius
            kontemporer, John Hick. 341

                  Memasuki  abad  ke-20,  gagasan  pluralisme  telah  semakin  kokoh  dalam
            wacana  pemikiran  filsafat  dan  teologi  Barat.  Beberapa  tokoh  terkemuka  yang
            menyokong gagasan-gagasan ini secara lebih serius dan sistematis adalah:  Ernst
            Troelsch 342   menyatakan  bahwa,  semua  agama  termasuk  Kristen  selalu
            mengandung  elemen  kebenaran  dan  tidak  satu  agamapun  yang  memiliki
            kebenaran  mutlak  dan  konsep  ketuhanan  itu  adalah  beragam,  tidak  tunggal;
            William  E.  Hocking  dalam  bukunya  “Re-thinking  Mission”  (1932)  kemudian
            “Living Religions and a World Faith” memprediksi munculnya model keyakinan
            atau agama universal baru yang selaras dengan aliran pemerintahan global; dan
            sejarawan  Inggris  ternama  Arnold  Toynbee  (1889-1975)  dalam  bukunya  yang
            dipublikasi pada tahun 1956 “ An Historian’s Approach to Religion” dan karya
            terakhirnya  “Christianity  and  World  Religions”  (1957)  juga  dengan  jelas
            mengusung gagasan-gagasan yang sama dengan Ernst Troelsch tentang pluralisme
            agama yang disebut sebagai fase pembentukan wacana.

                  Fase  berikutnya  adalah  ketika  gagasan-gagasan  tersebut  mengalami
            perkembangan  yang  cukup  sempurna  dalam  pemikiran  seorang  teolog  dan
            sejarawan  Kanada  Wilfred  Cantwell  Smith.  Dalam  bukunya  yang  ditulis  pada
            tahun 1981 dengan judul “Towards A World Theology”, ia menegaskan perlunya
            menciptakan sebuah konsep teologi universal/global yang bisa dijadikan pijakan
            bersama  (common  ground)  bagi  agama-agama  dunia  dalam  berinteraksi  dan
            bermasyarakat  secara  damai  dan  harmonis  (al-ta’âyusy  al-silmȋ).  Tampak
            karyanya ini menjadi sebuah resume dan konklusi dari rentetan penelitian dan
            pergumulan  pemikirannya  tentang  pluralisme  agama  dalam  karya-karya
            intelektual  sebelumnya  yaitu  “The  Meaning  and  End  of  Religion”  (1962)  dan
                                                  343
            “Questions of Religious Truth” (1967).
                  Pada dua dekade terakhir abad ke-20 pluralisme agama telah mencapai masa
            kematangannya dan menjadi sebuah diskursus pemikiran tersendiri pada tataran
            teologi dan filsafat agama modern. Kehidupan antar umat beragama dewasa ini,


            341 Ibid., hal. 28
            342 seorang teolog Protestan Liberal (1865-1923), dalam makalah “The Place of Christianity
            among the World Religions” yang disampaikan dalam sebuah kuliah di Oxford University
            menjelang wafatnya tahun 1923.
            343  Anis Malik Thoha, Ittijâhât al-Ta’addudiyat al-Diniyah... hal. 11-12



            416
   423   424   425   426   427   428   429   430   431   432   433