Page 432 - My FlipBook
P. 432
Bagian Kempat
‘eksklusifisme’ yang mengklaim kebenaran mutlak pada agama sendiri,
‘inklusifisme’ yang mengklaim kebenaran permanen ada pada agama sendiri dan
pada saat bersamaan menyatakan pengakuan adanya kebenaran parsial pada
agama lain, dan ‘pluralisme’ yang mencoba merumuskan adanya kebenaran pada
semua agama karena masing-masing merupakan jalan-jalan yang berbeda menuju
kepada kebenaran atau Tuhan yang sama. Berbeda dengan gagasan A. Mukti Ali
yang lebih mencerminkan pemikiran solutif terhadap keberagaman dan
kemajemukan agama-agama yang sangat elegan, rasional dan sekaligus
proporsional karena menuntut adanya “kebesaran hati” setiap pemeluk agama.
Menuju Kesamaan Agama-Agama
Dalam konteks perkembangan diskursus pluralisme agama di Barat
terdapat dua aliran besar yang berbeda satu sama lainnya; paham yang dikenal
dengan program Teologi Global (Global Theology) dan paham Kesatuan
Transenden Agama-agama (Transcendent Unity of Religions). Kadua aliran ini
telah membangun gagasan, konsep dan prinsip masing-masing yang akhirnya
menjadi paham yang sistemik dan cenderung saling menyalahkan. 351
Meskipun kedua model pemikiran tersebut muncul di Barat dan menjadi
pusat perhatian mereka, namun kedua-duanya memiliki motif dan tawaran solusi
yang berbeda. Aliran pertama (Global Theology) yang umumnya diwarnai oleh
kajian sosiologis, dan motif terpentingnya adalah tuntutan modernisasi dan
globalisasi. Berangkat dari asumsi pentingnya agama di era globalisasi maka,
hubungan agama dan globalisasi menjadi tema yang sangat penting dan sentral
dalam kajian Sosiologi Agama. Dalam paham ini tampak agama diposisikan
sebagai “ancaman” bagi program globalisasi. Dengan mind-sett seperti ini tidaklah
asing jika kajian-kajian ilmiah, seminar tentang dialog antar-agama, global ethic,
religious dialogue yang diadakan oleh World Council of Religions dan lembaga
lainnya marak diseluruh dunia, termasuk di Indonesia. 352
351 Majalah Pemikiran dan Peradaban Islam Islamia, Thn. I, No. 3, hal. 6
352 Majalah Islam Sabili, edisi No. 20 TH. XII 21 April 2005/12 Rabi’ul Awal 1426 umpamanya,
dengan data yang dapat dipertanggungjawaban melaporkan tentang kucuran pendanaan asing yang
sangat significant dalam kaitannya dengan berbagai kampanye liberalisme untuk menyiapkan umat
dengan suatu teologi (baca: baru) memasuki peradaban modern. Laporan dan pemberitaan
sejenisnya dapat ditemukan dalam berbagai majalah, Koran dll.
420