Page 436 - My FlipBook
P. 436
Bagian Kempat
demi pembebasan terhadap yang tertindas. 365 Sementara mengenai perbedaan
ritual umat beragama, Zuly Qadir berpendapat bukanlah hal prinsip yang perlu
dipertentangkan. Sebab, ritual hanyalah perbedaan yang bersifat lahir yang tak
lebih dari sekedar simbol bagi umat beragama. 366
Gagasan dalam diskursus pluralisme agama yang berorientasi kepada
kesamaan Agama-Agama lebih lanjut dapat dirujuk kepada Said Aqiel Siradj
dalam tulisannya bertajuk “Laa Ilaha Ilallah”. Menurutnya, keyakinan Kristen
Ortodoks Syria dengan Islam (sunni) walaupun berbeda dalam peribadatan
(syari’ah), pada hakekatnya memiliki persamaan yang sangat substansial dalam
367
bidang Tauhid. Sementara dalam Jurnal Tashwirul Afkar, Khamami Zada
menyatakan perlunya dekonstruksi atas konsep-konsep kunci dalam sistem
keimanan seorang muslim agar tidak menganggap agama lain salah dan tidak
memperoleh keselamatan. 368
Cak Nur, dalam berbagai tulisannya, mempopulerkan istilah ‘teologi
universal’, yang diarab-kannya menjadi “kalimatun sawâ”, “titik persamaan” atau
“ teologi kesatuan agama-agama”. Pernyataan ini, sejatinya adaptasi dari gagasan
yang diusung oleh Frithjof Schuon dalam rumusannya The Transcendent Unity of
Religions (kesatuan transendental Agama-agama). 369 Wacana ini membayangkan
adanya titik temu antar-agama pada level esoteris. Jika ditelaah dengan seksama,
tidaklah terdapat perbedaan mendasar antara kedua gagasan tersebut; hanya saja
Cak Nur sangat kental dengan penggunaan idiom-idiom Islam sementara Schoun
menggunakan sebuah perangkat yang ia sebut sebagai ‘filsafat Perennial’
(philosophia perennis) yang kemudian oleh Sayyed Hossein Nasr - muridnya
370
Schoun diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab menjadi al-hikmah al-khâlidah).
Beberapa Catatan Kritis
365 Ibid. 422-427).
366 Zuly Qadir, Agama Dalam Bayang-Bayang Kekuasaan (Yogyakarta : Interfidei, 2001),
Cetakan 1, hal. 12-13)
367 Said Aqiel Siradj, “Laa Ilaha Ilallah Juga”, dalam Bambang Noorsena, Menuju Dialog
Teologis Kristen-Islam (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001), hal. 165-166)
368 Khamami Zada, “Membebaskan Pedidikan Islam : Dari Eksklusifisme menuju Inklusivisme
dan Pluralisme” dalam Jural Tashwirul Afkar, edisi No. 11 tahun 2001
369 Huston Smith, “Pengantar”, dalam Mencari Titik Temu Agama-Agama, Terj. Saafroeddin
Bahar (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003)
370 Lihat Budhy Munawar-Rachman, Menguak Batas-batas Dialog Antar Agama dalam Jurnal
Ilmu dan Kebudayaan ‘Ulumul Qur’an, Nomor 4, Vol. IV Th. 1993, hal. 8-15
424