Page 468 - My FlipBook
P. 468
Bagian Kempat
Peran bercinta bikin kita mabuk kepayang
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara?
Ya... Dunia ini adalah panggung sandiwara. Allah yang mengatur semuanya.
Setiap kita, laki-laki atau perempuan, mendapatkan peranan sesuai dengan
fitrahnya. Bahkan, ada manusia yang dulu diberi peranan sebagai budak. Ada yang
berperan sebagai manusia merdeka. Ada yang berperan sebagai manusia cacat,
bisu, dan tuli. Ada yang berperan sebagai orang pintar dan kaya. Allah SWT lebih
tahu apa fitrah manusia. Jika perempuan dipoligami, bukan dia sedang ditindas
oleh laki-laki. Karena di akhirat nanti, dia akan bertanggung jawab bagi dirinya
sendiri. Jika laki-laki berpoligami, maka tanggung jawabnya akan semakin berat
di dunia dan akhirat. Ia harus melaporkan tanggung jawabnya atas semua istrinya.
Jika perempuan menjadi ibu rumah tangga, bukan berarti dia lebih rendah
derajatnya dibandingkan perempuan yang menjadi menteri atau Presiden. Di
akhirat, perempuan yang menjadi menteri akan lebih berat tanggung jawabnya.
Dia bukan hanya harus melaporkan kepada Allah atas kehidupan rumah
tangganya, tetapi juga tanggung jawabnya sebagai menteri. Sebagai menteri,
belum tentu dia bahagia di dunia. Lihatlah, kadangkala, kita lihat untuk tersenyum
pun sudah sulit, karena dibelit berbagai permasalahan pekerjaan. Di akhirat, tentu
saja tanggung jawabnya semakin berat.
Karena itu, jika Allah tidak mewajibkan perempuan mencari nafkah, tidak
wajib shalat Jumat, dan sebagainya, bukan berarti Allah menghinakan perempuan.
Justru, Allah sayang kepada perempuan. Dengan diberikan beban yang sedikit,
perempuan sudah dapat menggapai pintu sorga. Jika kesaksian perempuan
dihargai setengah laki-laki dalam urusan kriminal, justru itu lebih meringankan
perempuan. Sebab, menjadi saksi bukanlah pekerjaan yang mengenakkan.
Tanggung jawabnya berat. Salah-salah sedikit bisa terseret menjadi tersangka.
Perspektif akhirat inilah yang harus digunakan dalam melihat berbagai
masalah, agar hati menjadi tenang dan bahagia. Jika tidak, maka seorang
perempuan dapat merasa terhina karena menyediakan minuman bagi suaminya.
Dia bisa berpikir, ”Mengapa bukan dia yang melayani saya, padahal gaji saya lebih
besar dari dia?” Jika dia akan keluar rumah, dia merasa dibebani karena
456