Page 470 - My FlipBook
P. 470

Bagian Kempat



                   HAK ASASI MANUSIA (HAM) DALAM PERSPEKSTIF ISLAM

                                            Dr. Sofyan Anif

                   Wakil Bendahara Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

                        & Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)


                                             Pendahuluan

                  Undang-Undang Nomor  39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
            pada Pasal 1 disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
            melekat  pada  hakekat  dan  keberadaan  manusia  sebagai  makhluk  Tuhan  Yang
            Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,
            dan dilindugi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan
            dan harkat dan martabat manusia.

                  Secara etimologi, hak merupakan unsur normatif yang berfungsi  sebagai
            pedoman  perilaku  melindungi  kebebasan,  kekebalan  serta  menjamin  adanya
            peluang  bagi  manusia  untuk  memperolah  harkat  dan  martabatnya.  Sedangkan
            asasi memilikii makna “yang paling mendasar” yang dimiliki manusia sebagai
            fitrah, sehingga tidak satupun makhluk yang dapat mengintervensinya (Nasution
            & Effendi, 1987).

                  Pengertian  HAM  menurut  komisi  HAM  PBB,  dalam  Teaching  Human
            Rights, United Nation sebagaimana yang dikemukakan oleh Jan Materson yang
            dikutip oleh Baharuddin Lopa bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada
            setiap manusia, yang tanpa hak tersebut mustahil manusia dapat hidup sebagai
            manusia. Sedangkan John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang
            langsung diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan bersifat kodrati (Hadiansyah,
            2011)

                  Setiap manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus
            memahami  terlebih  dahulu  hak-hak  dasar  yang  melekat  pada  dirinya  seperti
            kebebasan, persamaan hak, perlindungan, keadilan, dan lain sebagainya. Tanpa
            memahami hak-hak tersebut, seorang warga negara kurang dapat menjalankan
            tugas dan kewajibannya sebagai warga negara maupun sebagai khalifah di muka
            bumi. Rendahnya tingkat pendidikan atau sistem sosial politik dan budaya di suatu
            tempat yang kurang kondusif menjadi penyebab rendahnya pemahaman akan hak-




            458
   465   466   467   468   469   470   471   472   473   474   475