Page 269 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 269

Sulawesi Tenggara        55,68                  Tidak ada
                        Sumatera Selatan         78,42                  Ada
                        Sumatera Utara           86,01                  Tidak ada
                 Sumber: Pratama, Agustiyati dan Sadikin (2018)


                 Walau belum dapat dijadikan generalisasi terhadap seluruh daerah yang
                 melaksanakan  pilkada,  studi  tersebut  patut  menjadi  perhatian.  Dalam
                 konteks  itu,  KPU  di  daerah  yang  akan  menyelenggarakan  pilkada  perlu
                 memperhatikan  dan  memastikan  transparansi  dan  akuntabilitas  dalam
                 proses penyusunan dan penggunaan anggaran penyelenggara pilkada agar
                 terhindar  dari  pengaruh  politik  petahana  yang  ikut  kembali  bertarung.
                 Transparansi anggaran sangat penting terutama dalam rangka membangun
                 kepercayaan publik terhadap penyelenggara pemilu. Melalui transparansi
                 anggaran, penyelenggara pemilu dapat melaporkan kerja-kerja yang sudah
                 dilakukan termasuk menunjukan bahwa dirinya bekerja secara profesional
                 dan  mengedepankan  neteralitas  serta  integritas.  Transparansi  ini  sudah
                 mulai dilakukan dengan mempublikasi besaran anggaran penyelenggaraan
                 pemilihan kepala daerah, walaupun tidak detail per-pos anggaran. Untuk
                 itu,  KPU  Provinsi  dan  KPU  Kabupaten/Kota  penting  mempublikasikan
                 besaran  anggaran  yang  direncanakan,  disetujui,  sampai  dengan  besaran
                 yang dikeluarkan, termasuk hasil audit.


                 Ada tiga prinsip utama yang perlu dikedepankan dalam mengelola anggaran
                 penyelenggaraan pemilu dan pilkada yaitu:

                 a.  Transparansi
                    selain  salah  satu  cara  untuk  membangun  rasa  kepercayaan  publik
                    terhadap penyelenggara pemilu, melalui transparansi anggaran baik KPU
                    RI,  KPU  Provinsi,  dan  KPU  Kabupaten/Kota  dapat  meningkatkan
                    kesadaran publik terhadap kerja-kerja yang sudah dilakukan. Pada sisi
                    lain, jika ada tudingan korupsi akan dengan mudah untuk diklarifikasi
                    dalam  rangka  menjaga  kredibilitas  penyelenggara  pemilu.  Penerapan
                    prinsip  transparansi  dapat  dilakukan  mulai  dari  tahapan  persiapan
                    penganggaran,  justifikasi,  pengajuan  anggaran,  persetujuan  anggaran,
                    penggunaan,  sampai  dengan  pelaporan  anggaran.  Hal  lain  yang  perlu
                    segera  dilakukan  ialah  mempublikasi  hasil  audit  keuangan  lembaga
                    penyelenggara pemilu dalam rangka mendorong akuntablitas keuangan.


                                                BAB 6 – MANAJEMEN PENYELENGGARA PEMILU     253
   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274