Page 124 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 124

Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang



                     puncak  “keradikalan”  dengan  mencanangkan  prinsip  “non-

                     cooperative”  untuk  memperjuangkan  kemerdekaan  Indonesia

                     di bawah pimpinan Nazir Dt. Pamontjak, Mohammad Sjaaf,

                     Iwa Koesoemasoemantri, Mohammad Hatta dan lain-lain.



                     Mochtar  di Antara  Mahasiswa Kedokteran  di Negeri

                     Penjajah


                             Achmad Mochtar adalah bagian dari kelompok mahasiswa
                     kedokteran yang datang ke Negeri Belanda setelah Perang Dunia

                     I. Dijelaskan oleh Poeze (2014:155), (dengan) berakhirnya

                     perang dan pulihnya hubungan yang teratur dan aman

                     dengan  Hindia  telah  mengakibatkan  terjadinya  “pembaruan

                     menyeluruh susunan mahasiswa Indonesia”. Jumlah mahasiswa
                     pun meningkat, akibat diberikannya kemudahan bagi lulusan

                     pendidikan STOVIA dan Rechtsschool di Hindia untuk untuk

                     melanjutkan pendidikan di Belanda tanpa harus melalui ujian

                     masuk, untuk mendapat gelar akademis di bidang kedokteran

                     dan  ahli  hukum.  “Seringkali  dicari  calon  mahasiswa  dari
                     kalangan lulusan STOVIA dan  Rechtsschool yang sudah

                     memperoleh praktik kerja beberapa tahun lamanya pada

                     pemerintah. Kepada mereka itu diberikan tugas belajar untuk

                     mengambil gelar akademis di Negeri Belanda”.               5
                             Menurut Poeze (2014:164), untuk para dokter Jawa lulusan

                     STOVIA  sudah lebih  lama berlaku peraturan  penerimaan

                     yang khusus di  Gemeentelijke Universiteit van Amsterdam




                     5  Lihat Poeze, Di Negeri Penjajah ...., 2014, hlm. 155.

                                                           95
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129