Page 140 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 140
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
penelitian rintisan di bidang malaria (infeksi parasit), ia juga
membuka jalan untuk memahami penyakit Weil (infeksi
bakteri). Penyakit ini secara klinis telah dideskripsikan pada
1886. Kemudian pada 1915, para ilmuwan Jepang berhasil
mengidentifikasi penyebabnya, yaitu bakteri panjang yang
bentuknya sangat mirip dengan pembuka sumbat botol. Kali ini,
Dr. Noguchi, peneliti asal Jepang yang sangat hebat, mengenalkan
temuan baru bahwa bahwa leptospira menyebabkan serangkaian
manifestasi klinis yang memusingkan, mempengaruhi hampir
semua sistim organ. Banyak variasi dari leptospira dikenal
dengan nama umum seperti penyakit kuning penangkap tikus,
penyakit kuning menular, demam canicola, demam ladang
tebu, dan demam Fort Bragg.
Di masa kini, menurut Baird & Marzuki (2020:94)
penyakit yang nampaknya berbeda ini secara kolektif dan lebih
akurat disebut dengan satu nama, yaitu leptospirosis. Gejala
klinis leptospirosis awalnya seperti penyakit biasa, yaitu seperti
flu, yang menandai fase pertama infeksi. Kemudian pada
beberapa pasien, wujudnya berupa salah satu manfestasi yang
parah, termasuk gagal hati atau ginjal, gangguan pernapasan,
atau meningitis. Bakteri penyebabnya muncul dalam darah
hanya selama fase awal yang ringan. Setelah itu ia muncul pada
sistim organ yang terkena saja.
Pada 1919 Noguchi mempublikasikan laporan di jurnal
sains dan kedokteran yang sangat bergengsi, yaitu Proceedings of
the National Academy of Sciences dan Journal of Experimental
Medicine. Ia menghubungkan spesies tertentu (atau serotipe)
111