Page 146 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 146
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
Pada Agustus 1927, Noguchi yang telah diserang dari
segala penjuru, menyepi di pondoknya di hutan di New
York. Menurut Isabel R. Plesset, sebagaimana dikutip Baird
& Marzuki (2020:98), ia membawa serta “makalah“ Schüffner
untuk dipelajari. Makalah ini hampir bisa dipastikan adalah
tesis Mochtar yang baru saja dipublikasikan, dan telah
menggugurkan hipotesis ilmuwan kedokteran yang hebat
itu. Sementara, pada saat bersamaan, sesungguhnya, Mochtar
sendiri masih berada di Amsterdam –mungkin saja masih
sibuk bersama Prof. Schuffner menelaah “kehebohan” akibat
disertasinya sembari menikmati teh sore di laboratorium milik
Schuffner di Koloniaal Instituut Amsterdan. Baru dua bulan
kemudian Mochtar dan keluarga kembali ke tanah air.
Sebaliknya dengan Noguchi. Sangat ironisnya. Di tengah
“tamparan” bertubi-tubi yang telah diterimanya dari banyak
penjuru, sejawat Noguchi di Rockefeller Foundation juga
mempublikasikan serangan besar terhadap hipotesis Noguchi
pada awal 1928. Adrian Stokes, J.H. Bauer, dan N. Paul Hudson
menerbitkan sebuah makalah penting yang tanpa merasa
bersalah diberi judul “Transmisi Demam Kuning ke Macacus
rhesus” dalam Journal of the American Medical Association.
Penelitian mereka merupakan aplikasi pertama postulat Koch
–sebuah deskripsi bukti yang diperlukan guna menghubungkan
mikrob dengan penyakit tertentu– untuk menunjukkan virus
sebagai penyebab penyakit. Makalah ini banyak dikutip sebagai
bukti pertama bahwa virus sebagai penyebab demam kuning,
meskipun penulis makalah tidak mengisolasi virus. Mereka
117