Page 176 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 176
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
orang Belanda yang ada di Batavia, lalu menempatkannya dalam
sejumlah kamp tawanan di dalam dan di sekitar kota. Ayah
dan anak lelaki yang lebih tua ditempatkan dalam tahanan
yang terpisah dari ibu, anak perempuan dan anak-anak yang
masih kecil. Sebagian kamp hanya berupa deretan bangunan
yang disekat, seperti kamp Cideng yang terkenal kejam di
sekitar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Rumah-rumah yang dulu
menampung satu keluarga baranggotakan lima atau enam orang
sekarang menampung 80 atau 90 orang yang hidup berdesakan
di tempat yang sangat kotor, dengan ransum (makanan) yang
jauh dari cukup, serta perawatan kesehatan yang tidak memadai
(Baird & Marzuki, 2020:125).
Setelah menginternir para pegawai bangsa Belanda,
termasuk di instansi vital seperti rumah sakit, Jepang mengganti
sebagiannya dengan orang-orang Indonesia yang cakap di
bidangnya. Misalnya di rumah sakit umum pusat (kini RSUP
Cipto Mangunkusumo), Jepang menangkap direkturnya Dr.
Bouchart dan seluruh dokter dan pegawai yang orang Belanda,
lalu menginternir mereka. Sebagai gantinya kemudian diangkat
sebagai direktur Dr. Djaenal Asikin Widjaja Koesoema –
147