Page 177 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 177

Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi



                     namanya sudah berkali-kali kita sebut di bagian muka. Lalu

                                                                                   9
                     sebagai wakil direktur ditunjuk Dr. Abdul Halim.
                              Hal yang sama juga terjadi Lembaga Eijkman, tempat

                     Achmad Mochtar bekerja dengan jabatan wakil direktur. Semua
                     peneliti dan staf orang Belanda di Lembaga Eijkman diangkat

                     dan dibawa pergi oleh Jepang, kemungkinan besar ditahan di

                     Kamp Cideng atau kamp serupa di Kramat, tidak jauh dari

                     lokasi Lembaga Eijkman. Sedangkan direktur Lembaga Eijkman
                     sendiri, W.K. Martens, akhirnya ditahan di Cimahi, dekat

                     Bandung. Menurut penelusuran Baird & Marzuki (2020:125),

                     Martens  mungkin telah  berpindah-pindah  tiga  atau empat

                     kamp ketika Jepang secara terus-menerus mengatur penempatan

                     (penginternitan) orang-orang Belanda. Ini adalah pengalaman
                     khas bagi tawanan laki-laki yang ditahan di Jawa, sementara

                     perempuan dan anak-anak di Cideng tetap berada di sana

                     selama masa perang.







                     9  Arsip Nasional RI, Di Antara Hempasan dan Benturan: Kenang-kenangan dr.
                         Abdul Halim 1942-1950, Penerbitan Sejarah Lisan No. 1, 1981, hlm. 1. Abdul
                         Halim lahir di Bukittinggi (27 Desember 1911) adalah dokter ahli THT lulusan
                         Guneeskundige  Hoogeshool (1940) bekerja di rumah sakit umum pusat di
                         Salemba. Pada zaman Jepang pernah menjadi wakil direktur di RS tersebut,
                         kemudian aktif dalam gerakan bawah tanah melawan Jepang bersama Sutan
                         Sjahrir, Chairul Saleh dll. Menjadi Komisaris Pemerintah RI di Jakarta dan
                         anggota KNIP selama Perang Kemerdekaan, setelah penyerahan kedaulatan
                         diangkat sebagai  Perdana Menteri RI di Yogyakarta,  dan menjadi Menteri
                         Pertahanan dalam Kabinet Natsir setelah RIS kembali ke dalam bentuk NKRI.
                         Setelah mundur dari politik, ia menjabat Direktur RSUP (kini RSCM) 1951-
                         1961, kemudian sebagai Inspektur Jenderal RSUP Cipto Mangunkusumo. Suka
                         menyebut diri sebagai “politisi kesasar” Abdul Halim wafat di Jakarta 4 Juli 1987
                         dalam usia 75 tahun.

                                                           148
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182