Page 187 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 187
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
Mr. Sartono (Kepala Bagian Organisasi); Otto Iskandardinata
(Kepala bagian Olahraga); Willem Iskandar Hutabarat (Kepala
Bagian Mengetik) (Hatta, 1982:420).
Organisasi Poetra inilah yang kemudian menjadi wahana
Sukarno untuk merekrut jutaan tenaga rakyat menjadi romusha.
Romusha adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang
dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang dari
tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani.
Dengan menggunakan pengaruh Sukarno, sejak Oktober
1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha.
Mereka dikirim bekerja di berbagai tempat di Indonesia serta
Asia Tenggara. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak
diketahui pasti –perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10
juta.
Jepang memanfaatkan Sukarno untuk merektur romusaha
karena tahu pengikut Sukarno sangat banyak dan setia. Jepang
juga mengeksploitasi karisma Sukarno untuk mendapatkan
pasokan pekerja yang mereka butuhkan. Selama perang, dengan
difasilitasi pemerintah Jepang, Sukarno sering melakukan
perjalanan keliling Jawa demi memperkuat aliansi dan kesetiaan
di antara para pemimpin setempat, serta membujuk mereka
untuk menyediakan romusha bagi Jepang. Bahkan, pada
September 1944, Sukarno dan banyak elit lainnya mengajukan
diri sebagai romusha selama satu minggu demi menaikkan
angka perekrutan yang lesu.
Lama setelah perang berakhir, Sukarno berterus terang
tentang peran utamanya dalam perekrutan romusha. Dalam
158