Page 189 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 189
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
ya, akulah orangnya.... Benar-benar mengerikan. Sia-sia. Dan
akulah yang memberikan mereka kepada orang Jepang. Rasanya
mengerikan sekali, bukankah begitu?... Tidak seorang pun yang
suka kepada kebenaran yang menyedihkan.”
Dengan kata-katanya sendiri yang sangat jujur Sukarno
menjelaskan peran dan pertaruhan politiknya dalam perekrutan
romusha. Ia juga mengungkapkan bahwa ia memahami bahaya
dan kesulitan hidup romusha. Ia secara praktis menganggap
mereka sebagai prajurit yang gugur demi perjuangan bangsa.
Sebuah potongan berita di surat kabar yang terbit tidak
lama setelah perang –propaganda Belanda untuk melemahkan
basis politik Sukarno– meletakkan tanggung jawab atas
penderita romusha di pundak Sukarno. Potongan berita tersebut
menunjukkan foto tiga romusha yang dekil dan kurus kering
ketika dibebaskan oleh pasukan MacArthur di Numfor, barat
laut Papua. Artikel itu menjelaskan bahwa dari 1.600 romusha
yang dikirim ke lokasi tersebut, beberapa bulan kemudian
hanya tersisa 251 orang. Sisanya, 1.349 orang tewas karena
kelaparan, penyakat, pemukulan dan pemenggalan. Artikel ini
secara provokatif ditujukan kepada Sukarno. Artikel tersebut
menanyakan bagaimana perasaan Sukarno melihat apa yang
telah ia lakukan.
Meskipun ini propaganda musuh, artikel tersebut
menggambarkan posisi politik Sukarno yang rentan terkait
pengungkapan kenyataan program romusha pasca perang.
Sukarno tidak sendirian dalam kesalahan tersebut. Selain para
pemimpin desa yang tak terhitung jumlahnya di seluruh Jawa,
160