Page 185 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 185
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
12
ke Gerakan Tiga A untuk membubarkan Tiga A itu. Sjahrir
mengambil kebijakan untuk tetap tinggal berjuang dengan
tidak perlu bekerja sama (Hatta, 1987: 416).
Begitulah, ketika perjalanan kerja sama dimulai, maka
Sukarno memainkan perannya sebagai juru bicara rakyat
dan menyebut-nyebut perjuangan memerlukan suatu gerakan
kerakyatan yang baru. Sukarno mendesak kepada pemerintah
Militer Jepang untuk dapat mengizinkannya mendirikan suatu
barisan persatuan. Sukarno beralasan bahwa suatu pergerakan
sepihak (yang) hanya menekankan kepada kepentingan Jepang
tidak akan berhasil. Oleh sebab itu perlu dibangun suatu kerja
sama yang berdasarkan pada hubungan antar-partner. Maka
pada tanggal 8 Desember 1942, pada rapat umum di lapangan
Ikada, Sukarno menyatakan bahwa “organisasi baru itu akan
dimulai pada tanggal 1 Januari 1943” (Hatta, 1987:292).
Jepang yang mulai terdesak memang membutuhkan
dukungan sumber daya rakyat Indonesia melalui organisasi
yang ditawarkan Sukarno. Untuk membahas pendirian
organisasi baru itu, maka akhir Desember 1942, Sumobuco,
12 Menurut Hatta, “maksud Sukarno kerja sama dengan Pemerintah Militer
Jepang ialah untuk mencapai cita-citanya memperoleh kesempatan mendirikan
sebuah partai baru, terutama untuk memuaskan nafsunya beragitasi. Tetapi ia
mengabaikan bahwa diluar pimpinan Pemerintah Militer Jepang tidak mungkin
ada pergerakan rakyat” (Hatta, 1987: 416).
156